Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Agar Tak Hanya Menumpuk di Bali dan Jakarta

Pemerintah berupaya menggenjot bisnis meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) di daerah selain Bali dan Jakarta. Apa yang akan dilakukan?

 

5 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya menumbuhkan potensi bisnis pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) di berbagai destinasi pelancongan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Wisata MICE Kementerian Pariwisata, Iyung Masruroh, mengatakan, saat ini mayoritas kegiatan MICE masih berlokasi di area padat wisatawan domestik dan asing. Dari kajian Kementerian selama beberapa tahun terakhir, 57 persen kegiatan tersebut berada di Jakarta, sementara 33 persen sisanya di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Padahal masih ada lima daerah lain yang berpotensi dikembangkan (menjadi destinasi MICE),” kata Iyung kepada Tempo, kemarin, 4 Oktober 2022.

Lima area yang sedang didorong sebagai lahan bisnis MICE bidang pariwisata tersebut adalah Bandung, Makassar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta. Menurut Iyung, salah satu bantuan yang diberikan pemerintah berupa promosi ketika ada perhelatan berkelas internasional.

“Kami juga meningkatkan jejaring nasional dan internasional penyedia MICE, termasuk mengembangkan sumber daya pendukungnya.”

Pelaksanaan ASEAN Tourism Forum (ATF) pada Januari 2023, sebagai contoh, akan ditempatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah daerah, menurut dia, diberi momentum untuk membangun fasilitas MICE. Demi persamuhan para regulator dan pelaku industri pelancongan itu, pemerintah Yogyakarta tengah merenovasi Jogja Expo Center (JEC).

“Sehingga Yogyakarta akan lebih siap menggelar MICE berkelas internasional,” tutur Iyung. “Tidak hanya siap dari segi venue, pengalaman saat ATF pun akan meningkatkan level SDM, akomodasi, dan transportasi publik di sana.”

Penari tampil saat pembukaan Global Forum yang merupakan rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20, di Jimbaran, Badung, Bali, 27 September 2022. ANTARA/Fikri Yusuf

Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Bisma Jatmika, memastikan potensi MICE selalu digenjot oleh unit kerjanya. Area pelancongan prioritas itu dijadikan agenda MICE berskala global, salah satunya acara balap sepeda gunung pada November nanti.

Selain itu, pengelola Borobudur belakangan menggelar wisata olahraga berupa lari massal bertema alam—Sunset Run dan Forest Run. “Desa wisata dijadikan paket wisata selama MICE berlangsung,” tuturnya.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Anton Sumarli, mengatakan biro wisata tak ubahnya event organizer saat melayani tamu MICE. Tak hanya memesankan angkutan dan fasilitas inap, para agen pun terbiasa menjual paket MICE, terutama untuk grup korporasi. “Perusahaan kerap menggelar tur sambil workshop. Semacam pengenalan produk ke beberapa cabang dan konsumen di daerah, tapi berbalut jalan-jalan wisata.”

Menurut Anton, tingkat pemesanan paket MICE ini terus meningkat seiring pelonggaran mobilitas. Harganya pun tak tanggung-tanggung, tapi masih disanggupi. Untuk paket wisata dan MICE ke Bali selama 3-4 hari, tarif yang dipatok agen berkisar Rp 8-10 juta per individu. Setiap grup umumnya berisi belasan orang, tapi bisa lebih.”

“Ke Labuan Bajo malah bisa rata-rata Rp 14 juta per orang,” kata Anton. Harga normal tur MICE yang dipasang para agen sebenarnya hanya Rp 2,5-3 juta. Mahalnya tarif paket tersebut dipicu harga tiket pesawat.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), Hosea Andreas Runkat, berharap rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 bisa disebar di berbagai destinasi, selain Jakarta dan Bali. Hingga akhir 2022, Bali direncanakan mendapat 35 persen porsi kegiatan G20, sementara Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) kebagian 16 persen acara.

Yogyakarta pun menjadi lokasi 14 persen kegiatan, sementara sisanya tersebar Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun Hosea memperkirakan rencana itu diubah karena situasi tertentu. “Sepertinya jadi dominan di Bali lagi. Tapi itu terserah kebijakan pemerintah," kata dia, kemarin.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia (Core), Mohammad Faisal, menuturkan pemulihan bisnis pariwisata dan MICE di Pulau Jawa lebih cepat daripada kawasan lain, kecuali Bali. “Meski kecepatannya berbeda, kegiatan publik di semua daerah tetap berangsur pulih.”

YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus