Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Membuka Peluang Ekspor Diesel Euro 4

Penerapan standar emisi gas buang Euro 4 bakal mendorong efisiensi produksi industri otomotif dan menggenjot kinerja ekspor.

6 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Penerapan standar emisi gas buang Euro 4 akan mendongkrak ekspor mobil bermesin diesel.

  • Ekspor otomotif Indonesia sudah menjangkau 80 negara.

  • Potensi ekspor kendaraan diesel yang perlu diperdalam adalah mobil penumpang.

JAKARTA – Penerapan standar emisi gas buang Euro 4 untuk kendaraan bermotor dinilai tidak hanya akan berdampak positif pada lingkungan, tapi juga terhadap kinerja industri otomotif. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menyatakan regulasi baru ini berpotensi mendorong peningkatan kinerja ekspor kendaraan diesel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Per 7 April mendatang, produksi kendaraan diesel baru diwajibkan memenuhi standar emisi gas buang Euro 4. Pemerintah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi lewat ketentuan tersebut. Diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Tipe Baru Kategori M, N, dan O, kebijakan ini seharusnya berlaku pada 7 April 2021. Namun pemberlakuan aturan itu tertunda akibat rendahnya permintaan kendaraan selama masa pandemi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena tidak lagi diperbolehkan memproduksi kendaraan di bawah standar Euro 4, Yohannes menyatakan, kinerja produsen bisa lebih efisien. Sebab, jenis kendaraan diesel untuk pasar ekspor dan domestik sudah serupa. "Pembuatan produk menjadi lebih mudah sehingga untuk ekspor kita bisa lebih kompetitif," tuturnya kepada Tempo, kemarin.

Yohannes mencatat bahwa industri otomotif Indonesia sudah mampu mengekspor mobil ke 80 negara. Pada 2021, jumlah kendaraan utuh dan terurai yang diekspor masing-masing sebanyak 294 ribu unit dan 91 ribu unit. Namun mayoritas kendaraan tersebut berbahan bakar bensin. "Dengan berlakunya Euro 4 untuk kendaraan diesel, market ekspornya akan lebih banyak," ujarnya. Beragam negara sudah mengadopsi kendaraan dengan standar Euro 4 atau lebih.

Karyawan memeriksa kendaraan di pabrik PT Isuzu Astra Motor Indonesia di Kawasan Industri Suryacipta Karawang, Jawa Barat. ANTARA/M.Ali Khumaini

Sekretaris Gaikindo Kukuh Kumara menambahkan, peralihan ke Euro 4 bisa menjadi momentum untuk memasuki pasar yang lebih besar lagi, yaitu kendaraan berstandar Euro 6. "Teknologi terus berpacu dan kita harus berpacu juga untuk memenuhi kebutuhan kendaraan di luar," kata dia.

Kukuh mencontohkan peluang ekspor kendaraan diesel berstandar Euro 6 ke Australia yang sudah memiliki perjanjian kemitraan dengan Indonesia lewat Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Salah satu poin kerja sama yang didorong adalah ekspor kendaraan bermotor.

Pengamat otomotif Bebin Djuana menyatakan potensi ekspor kendaraan diesel yang perlu diperdalam adalah mobil penumpang. Saat ini produksi kendaraan diesel domestik masih didominasi untuk niaga. "Diesel untuk penumpang populer di luar," katanya. Harga jual bensin dan solar tidak terpaut terlalu jauh sehingga mobil diesel lebih diminati untuk efisiensi.

Salah satu eksportir kendaraan diesel Euro 4 dalam negeri, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), menargetkan mampu mengekspor 6.300-6.500 unit pada tahun ini. Angkanya meningkat dibanding pada 2021 yang berada di kisaran 5.000 unit. Menurut Marketing Communication IAMI, Puti Annisa Moeloek, pasar ekspor mobil diesel Isuzu terbesar saat ini berada di Filipina. 

Sejak akhir 2019, perusahaan mengirim mobil pikap bermerek Traga ke negara tersebut. Kini produk berstandar Euro 4 itu sudah memasuki pasar ekspor baru, seperti Laos, Myanmar, dan Amerika Tengah. Menurut Puti, perusahaan masih mempertimbangkan melebarkan sayap ke pasar ekspor baru. "Kami menargetkan bisa menambah volume ekspor ke pasar yang sudah ada dulu," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Baca Juga:

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus