Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pabrikan Jepang mulai serius memasuki pasar mobil listrik.
Isuzu mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan pembiayaan.
Wuling masih mengandalkan Wuling Air EV.
JAKARTA ā Sejalan dengan rencana pemberian insentif bagi pembelian kendaraan listrik (electric vehicle/EV), produsen dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) gencar menyiapkan produk-produk mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) ataupun hibrida (hybrid electric vehicle/HEV) terbaru.
Tak terkecuali pabrikan asal Jepang, seperti Honda, Toyota, dan Isuzu. Sebelumnya, mereka masih bersikap menunggu, tapi kini mulai ikut menggoyang supremasi pabrikan asal Korea Selatan dan Cina yang lebih maju memasarkan mobil listrik selama dua tahun terakhir. Saat ini, pasar mobil listrik di Indonesia dikuasai oleh Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.
Direktur Inovasi Bisnis, Pemasaran, dan Penjualan PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy, mengungkapkan Honda memiliki visi mencapai elektrifikasi penuh pada 2040. Penerapannya, kata dia, dilakukan bertahap sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan infrastruktur pendukung di masing-masing negara. āKami akan memperkenalkan dua produk hibrida pada tahun ini di Indonesia,ā ujar dia kepadaĀ Tempo, kemarin.
Menurut Yusak, pengembangan industri kendaraan listrik di dalam negeri masih penuh tantangan, antara lain minimnya pilihan model kendaraan, teknologi yang masih mahal, serta keterbatasan pasokan. āKarena itu, kami menilai perlu ada edukasi, termasuk tentang berbagai pilihan teknologi kepada masyarakat sebagai transisi menuju elektrifikasi penuh pada masa depan."Ā
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) juga mengungkapkan komitmennya untuk segera memasuki segmen kendaraan listrik, khususnya kendaraan komersial. Salah satu terobosan Isuzu adalahĀ memperkenalkan truk listrik Elf EV dalam pergelaran GIIAS 2022. Deputy Division Head of Business Strategy Division PT IAMI, Rian Erlangga, mengatakan Isuzu Indonesia tengah mempelajari sejumlah faktor sebelum meluncurkan produk elektrifikasi pertamanya.
Menurut Rian, ada dua faktor yang sedang dipertimbangkan sebelum perusahaannya meluncurkan produk kendaraan listrik, yakni infrastruktur dan pembiayaan. "Termasuk bagaimana pemerintah akan menyiapkan regulasi dan infrastrukturnya. Kami juga memikirkan pembiayaan kredit dan nilai jual kembalinya."
Sementara itu, merek mobil listrik existing terus berupaya meningkatan penjualan dan kapasitas produksi menyambut rencana insentif pemerintah. Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur Tahir, menuturkan Hyundai akan terus mendukung dari sisi produk, layanan, dan fasilitas penyerta, seperti stasiun pengisian baterai (charging station). Terlebih Hyundai Ioniq 5 telah menerima sambutan positif sebagai salah satu mobil listrik terlaris 2022.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo