Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kejar Tayang Produksi Bus Listrik INKA

Selama empat bulan ke depan, INKA memacu perakitan 53 bus listrik yang separuhnya akan dipakai untuk kebutuhan KTT G20.

31 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sebanyak 19 bus listrik ditargetkan selesai pada pertengahan September 2022.

  • Tingkat kandungan lokal dalam negeri bus listrik tersebut ditargetkan hingga lebih dari 40 persen.

  • INKA disarankan tetap teliti menggarap produk baru di tengah tenggat pemesanan.

JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA memacu perakitan 53 bus listrik yang separuhnya akan dipakai untuk kebutuhan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju, memastikan pengembangan produk yang dinamai Bus Listrik Merah Putih itu dikebut selama empat bulan ke depan.

"Ada 19 unit yang ditargetkan selesai lebih dulu pada pertengahan September 2022," ucapnya kepada Tempo, kemarin.

Bila sesuai dengan rencana, pemerintah menyiapkan 30 bus listrik untuk mobilitas peserta acara utama G20 di Bali pada November mendatang. Sisa 11 unit bus listrik akan disusulkan manajemen INKA pada Oktober 2022 untuk mengikuti uji rute sebelum dipakai secara resmi.

Hingga kini, perseroan masih mengerjakan purwarupa untuk beberapa kebutuhan, seperti uji integrasi interior, evaluasi struktur, serta uji ketepatan metode produksi. Produk pertama atau preseries bus berkecepatan maksimum 100 kilometer per jam itu baru akan menjalani sertifikasi tipe pada akhir bulan depan. "Komponen untuk kelengkapan preseries atau N1 itu sudah siap di pabrik INKA. Di sepanjang Juni, kami tinggal mengintegrasikan komponen utama serta interior dan eksterior."

Prototype bus listrik ukuran medium buatan PT INKA (Persero). inka.co.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Bus medium sepanjang 8 meter itu akan berisi 20 kursi, termasuk kursi pengemudi. Menurut Agung, tim INKA masih harus mengatasi risiko beban baterai. Pasalnya, baterai produksi lokal saat ini merupakan jenis silindris yang tergolong berat.

"Yang dipakai untuk spesifikasinya adalah baterai LiFePo 138 kilowatt dengan drive range 160 kilometer dan berat maksimum 8 ton," tutur Agung. "Makanya, tim desain kami merancang struktur yang kuat dan lebih ringan dari bus pada umumnya."

Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro, optimistis bisa mendongkrak tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) bus listrik tersebut hingga lebih dari 40 persen. Syarat itu memang dibebankan pemerintah kepada INKA pada awal penugasan proyek. "Memang hanya baterai yang masih sulit dibuat sendiri, tapi sembilan dari total 53 unit ini akan memakai produk lokal. Jadi, porsi TKDN bisa kami kejar," kata dia.

Menurut Budi, 53 bus listrik pesanan Kementerian Perhubungan itu sebenarnya akan dipakai sebagai armada buy the service (BTS), program yang dulunya dipakai untuk menggenjot mobilitas angkutan di daerah terpencil. Dalam skema BTS, Kementerian mengasup subsidi 100 persen biaya operasional kendaraan kepada operator angkutan.

Sebagai operator, Perusahaan Umum Damri nantinya mengoperasikan 39 bus listrik untuk BTS di Surabaya. Adapun 14 unit lainnya untuk BTS di Bandung. Program BTS di kedua kota tersebut akan dimulai pada pertengahan Desember 2022, tak lama setelah G20.

"Soal hak kepemilikan, ini tetap investasi dari grup INKA, tapi kami akan berkonsorsium dengan Damri. Kami masih mematangkan kontrak untuk pengoperasian bus ini," ucap Budi.

Pelaksana tugas Corporate Secretary Damri, Siti Inda Suri, membenarkan bahwa manajemen sedang memantapkan hasil kontrak perjanjian induk pengoperasian armada listrik tersebut, baik untuk BTS maupun KTT G20. "Dengan kontrak sebagai legalitas, kami harap dapat memenuhi persyaratan maupun prosedur operasi standar yang ditetapkan sebagai operator bus listrik."

Pengamat transportasi sekaligus Vice President of Standardization and Monitoring Evaluation Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Resdiansyah, menyarankan INKA tetap teliti menggarap produk baru di tengah tenggat pemesanan. Bila sukses, inovasi bus listrik tersebut akan diakui. "Alih-alih soal pemasaran produk, ini lebih ke soal pembuktian terobosan serta menjadi penentu ketertarikan partner dan investasi," kata dia.

YOHANES PASKALIS

Baca:
Damri Berburu Peluang di Pasar Bus Listrik
Operator Gamang Beli Bus Listrik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus