Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Optimistis Kredit Kendaraan Kembali Tumbuh

Meski mandek dalam dua bulan terakhir, perusahaan pembiayaan optimistis kredit kendaraan bermotor bakal kembali tumbuh. 

24 Juni 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perusahaan pembiayaan Astra, FIFGROUP, melaporkan pertumbuhan kredit hingga 83 persen.

  • Peningkatan mobilitas masyarakat mendorong pertumbuhan kredit kendaraan bermotor.

  • Krisis microchip semikonduktor membuat produksi mobil dan sepeda motor turun.

JAKARTA Kredit kendaraan bermotor menjadi salah satu penopang kinerja positif Astra Financial pada kuartal I 2022. Perusahaan baru saja mengumumkan pertumbuhan laba sebesar Rp 1,5 triliun, atau naik 50 persen dibanding pada periode yang sama 2021 senilai Rp 985 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu kontributor terbesar peningkatan tersebut berasal dari PT Federal International Finance (FIFGROUP) melalui bisnis pembiayaan sepeda motornya. Sektor ini tercatat tumbuh hingga 83 persen menjadi Rp 751 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief of Corporate Communication and Corporate Social Responsibility FIFGROUP, Yulian Warman, menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi berkat kembalinya kebutuhan mobilitas masyarakat pasca-pandemi. “Kalau kita lihat pada 2020, mobilitas masyarakat sangat terbatas. Orang enggak butuh mobil atau sepeda motor buat pergi kerja. Pada 2021 masih diperbolehkan secara bertahap oleh pemerintah. Kami bersyukur pada awal tahun ini mobilitas itu lumayan dilonggarkan,” ujar Yulian, kemarin.

Pertumbuhan permintaan kendaraan bermotor pun, kata Yulian, tak terpengaruh oleh tingkat bunga. Menurut dia, masyarakat tetap mengambil kredit karena faktor kebutuhan. Ditambah lagi dengan keadaan di mana kegiatan masyarakat sudah banyak yang kembali normal, tidak lagi dilaksanakan secara daring.

“Pergerakan mobilitas masyarakat ini sudah mulai dan setiap pergerakan itu membutuhkan alat angkut atau kendaraan. Nah, yang paling agile dan gampang selama ini, mau jam berapa saja, mau kemana saja, dan secara cepat dibawa oleh pemiliknya, itu sepeda motor,” ucap Yulian.

Suasana penjualan mobil bekas di Bursa Mobil Bekas Mangga dua, Jakarta, TEMPO/Tony Hartawan

Kebutuhan kendaraan bermotor sendiri juga beragam, seperti orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, remaja-remaja yang baru berusia 17 tahun yang dibelikan sepeda motor untuk kebutuhan pribadinya, ataupun guru-guru yang baru kembali bertugas secara offline. “Ditambah lagi sepeda motor dengan harga di bawah Rp 25 juta itu bisa dijangkau. Meskipun tidak bisa membeli tunai, masyarakat bisa membeli secara kredit.”

Menurut Yulian, segmen kendaraan yang paling banyak diminati konsumen FIFGROUP adalah sepeda motor baru dengan harga di bawah Rp 25 juta. Namun pertumbuhan permintaan itu rupanya tak diimbangi oleh pasokan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor baru. “Permintaan pada kuartal kedua ini tidak dapat terpenuhi semua karena produksinya agak seret.”

Hal itu disebabkan oleh adanya pengalihan prioritas vendor microchip yang lebih difokuskan pada produksi barang elektronik, seperti laptop dan handphone. Sebab, permintaan untuk produk tersebut pada masa pandemi juga meningkat drastis. “Sekarang pas (kondisi) pulih, para vendor kedodoran. Permintaan jadi banyak sekali untuk sepeda motor dan mobil menggunakan microchip itu. Jadi, konsumen terpaksa nunggu,” tutur Yulian.

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia, mengatakan peningkatan demand kredit kendaraan bermotor juga didorong oleh pemulihan ekonomi. Selain pertumbuhan permintaan di segmen sepeda motor baru, Wiwie menambahkan, pertumbuhan kredit kendaraan bermotor terasa pada segmen mobil di bawah harga Rp 200-250 juta.

“Pendapatan penduduk Indonesia meningkat. Jadi, yang bisa membeli sepeda motor ya membeli sepeda motor, yang bisa membeli mobil ya membeli mobil. Adanya kredit juga memudahkan, apalagi syarat-syarat yang berlaku juga tidak sulit.”

Suasana pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang. TEMPO/Tony Hartawan

Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor Turun

Namun, dalam dua bulan terakhir, permintaan kredit kendaraan bermotor dilaporkan turun. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), pada Mei lalu, melaporkan penjualan mobil secara retail tercatat 61.558 unit, atau turun 23,6 persen dari bulan sebelumnya yang sebanyak 81.615 unit. Penjualan pada April itu pun tercatat turun 15,89 persen dibanding penjualan pada Maret.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, menyebutkan salah satu penyebab anjloknya penjualan mobil adalah adanya libur Lebaran. “Sehingga hari kerja pada Mei itu terhitung hanya setengah bulan.” Ia juga membenarkan bahwa krisis microchip semikonduktor membuat produksi kendaraan bermotor pada Mei 2022 turun.

Penurunan penjualan juga terjadi pada sepeda motor. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada bulan lalu sebanyak 248.235 unit, turun 43 persen dibanding pada bulan sebelumnya. Hal ini menjadi rekor penjualan sepeda motor terendah di Indonesia dalam lima tahun terakhir. AISI menyebutkan faktor utama penurunan penjualan adalah terhambatnya produksi akibat krisis cip semikonduktor.

Wiwie Kurnia mengatakan penurunan pasokan kendaraan bermotor itu membuat permintaan kredit kendaraan bermotor mandek. “Kalau suplai turun, otomatis yang beli juga berkurang sehingga kredit juga menurun.” Namun ia optimistis pada bulan-bulan berikutnya permintaan kredit akan kembali tumbuh.

Faktor pendorong pertumbuhan itu, Wiwie menjelaskan, adalah masih tingginya kebutuhan mobil dan sepeda motor di Indonesia. Ditambah lagi dengan rasio kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia yang masih rendah dibanding negara tetangga. Dibanding Thailand yang memiliki sekitar 75 juta penduduk, Indonesia dengan sekitar 270 juta penduduk sama-sama memiliki angka penjualan mobil di kisaran 1 juta.

“Dengan pendapatan per kapita Indonesia yang setara dengan Thailand, seharusnya kita paling tidak memiliki angka penjualan mobil empat kali dari sekarang. Jadi, 4 juta,” kata Wiwie.

NATHANIA S. ALEXANDRA | DICKY KURNIAWAN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus