Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Para pengelola bandara pelat merah kembali aktif menjaring potensi investasi setelah dua tahun terhambat pandemi. Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Rahadian D. Yogisworo, membenarkan bahwa persamuhan State-Owned Enterprises (SOE) International Conference—salah satu kegiatan pembuka Konferensi Tingkat Tinggi G20—dimanfaatkan entitasnya untuk menawarkan kemitraan kepada investor.
Dalam acara yang digelar di Bali pada Selasa lalu itu, manajemen menggelar presentasi terjadwal atau business matching dengan perwakilan 12 perusahaan atau lembaga. “Sebelumnya juga sudah ada delapan mitra potensial meneken non-disclosure agreement (NDA) landasan kontrak dengan kami,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Rahadian mengklaim, para calon pemodal menyambut baik tawaran perusahaannya. Dalam keterangan tertulis sebelumnya diketahui bahwa presentasi Angkasa Pura I dihadiri perusahaan global dan domestik, dari Tony Blair Foundation, ING Bank, Astra Infra, JPMorgan, Skyview Construction, Itochu Corporation, Whitesky Facility, hingga Malaysia Airports, serta grup aviasi GMR.
Dengan kepemilikan 15 bandara, kata Rahadian, perusahaan menawarkan kolaborasi pembiayaan dan pemanfaatan. Agar lebih menarik, presentasi aset perseroan dibagi ke dalam beberapa kluster—sesuai dengan karakteristik operasionalnya. Salah satu yang diandalkan dalam penawaran adalah kelompok bandara dalam jaringan pariwisata, meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara El Tari di Kupang. “Kluster pertama ini disebut International Tourism and Super Hub.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo