Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar aplikasi Muslim Pro dengan 31 juta unduhan.
Pada bulan Ramadan, Muslim Pro meluncurkan program Ramadan Reconnect.
Aplikasi Muslim Pro akan menyediakan konten hiburan yang ramah pengguna.
TEMA agama belum banyak dilirik oleh para pengembang aplikasi digital selama satu dekade terakhir. Padahal pasarnya cukup jumbo dan potensial untuk dimanfaatkan. Misalnya agama Islam yang dipeluk lebih dari 1,9 miliar penduduk bumi. Erwan Mace jeli melihat peluang itu. Pria asal Prancis yang sudah malang melintang di berbagai perusahaan digital tersebut tergerak membuat aplikasi Muslim Pro.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erwan, yang tinggal di Singapura sejak usia remaja, pernah bekerja di sejumlah entitas teknologi ternama, misalnya Soundbuzz, Akamai, dan Google Asia Tenggara. Lalu ia mendirikan perusahaan start-up pengembang aplikasi, Bitsmedia. Pada 2010, ia dan timnya merancang Muslim Pro, aplikasi digital untuk mendukung kegiatan umat Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat menceritakan kisah Erwan kala membangun Muslim Pro kepada Tempo, Direktur Keuangan sekaligus Country Manager Muslim Pro di Malaysia, Nik Emir Din, mengatakan bahwa penggunaan aplikasi sudah dimanfaatkan untuk kegiatan harian. “Dari berbelanja, bermain, berkomunikasi, termasuk memenuhi kewajiban agama,” katanya.
Dalam aplikasi Muslim Pro terdapat sejumlah fitur, misalnya pengingat waktu salat, Al-Quran digital, tajwid berwarna, serta tasbih digital. Melalui berbagai fitur tersebut, Muslim Pro ingin mendorong kegiatan ibadah sebagai bagian dari gaya hidup anak muda.
Sejak merancang aplikasi Muslim Pro, Bitsmedia mengincar Indonesia yang punya banyak penduduk muslim sebagai salah satu pasar utama. Namun ekspansi layanan Muslim Pro ke Indonesia sempat terganjal beberapa hal. Menurut Emir, penetrasi proyek ini sempat rumit karena baru tersedia untuk sistem operasi iOS. Sedangkan sebagian besar masyarakat Indonesia memakai telepon seluler Android. Padahal, di negara lain, angka unduhannya cukup kencang, misalnya di Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Prancis.
Namun, setelah aplikasi Muslim Pro juga tersedia versi Android-nya, tingkat unduhan dari Indonesia terus meningkat. “Dari awal yang sederhana, kami sudah diunduh hingga 120 juta kali di 190 lokasi pasar pengguna,” kata dia. “Indonesia menyalip yang lain dengan 31 juta unduhan, dan kini menjadi basis terbesar kami.”
Erwan Mace, pendiri Bitsmedia (kiri) dan Nik Emir Din. bitsmedia.com
Kebutuhan agama di tengah isolasi pandemi Covid-19 juga menaikkan penetrasi pasar Muslim Pro. Menurut Emir, manajemennya sempat mencatat lebih dari 11 juta pengguna harian pada beberapa hari pertama pandemi. “Banyak penutupan tempat ibadah sehingga orang beralih ke teknologi agar bisa tetap mengamalkan iman mereka.”
Menjelang Ramadan 1433 Hijriah pada tahun ini, manajemen Bitsmedia pun menyiapkan kampanye khusus untuk pasar Indonesia. Mereka meluncurkan program "Ramadan Reconnect" bagi para pengguna. Ceramah menjadi salah satu bagian kampanye tersebut.
“Kami telah menjalin kerja sama dengan beberapa tokoh muslim yang disegani, termasuk Ustad Syam, yang dakwahnya dapat disaksikan di aplikasi Muslim Pro.” Fitur lain yang juga banyak digunakan pada bulan puasa adalah informasi waktu salat berdasarkan lokasi pengguna.
Muslim Pro terus akan menawarkan fitur yang ramah bagi konsumen aplikasi. Perusahaan juga tak ingin menyia-nyiakan sektor hiburan dan media yang diprediksi tumbuh sebesar 8,7 persen per tahun di Indonesia, pada periode 2021-2025.
“Kami berencana menawarkan model hiburan ramah muslim kepada pengguna kami,” ucap Emir. Bentuknya bisa berupa video gaya hidup, konten streaming, produksi budaya, serta video cerita pendek maupun cerita panjang. “Tren mempraktikkan ibadah secara digital telah mendorong kami lebih meningkatkan konten Muslim Pro.”
Profil Aplikasi Muslim Pro
Perusahaan pemrakarsa: Bitsmedia Pte Ltd
Berdiri: Agustus 2010
Sektor: Industri halal berbasis digital
Manajemen:
- Erwan Mace (founder)
- Louis Bernard Carcouet (executive advisor)
- Nik Emir Din (Co-CEO)
- Fara Abdullah (Co-CEO)
YOHANES PASKALIS | CRUNCHBASE
Baca Juga:
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo