Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Perum Damri akan meremajakan 30-40 persen bus kota dan bus antarkota.
Damri menyediakan layanan bus eksekutif dari Jawa Timur ke Jakarta.
Kementerian BUMN mengusulkan penyertaan modal negara Rp 250 miliar untuk Damri.
JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Damri berupaya menggenjot kinerja lewat peremajaan armada dan perluasan segmen layanan. Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Perum Damri, Sandry Pasambuna, mengatakan upaya ini memanfaatkan pemulihan arus pengguna angkutan darat sejak akhir 2021. “Saat ini fokus kami adalah meremajakan armada dalam kota,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk rencana jangka pendek, menurut Sandry, ada 30-40 persen dari total bus Damri yang akan diperbarui, baik berupa peningkatan kualitas maupun pembelian baru. Saat ini, Damri mengelola sekitar 2.500 bus berbagai tipe yang tersebar di seluruh Indonesia. “Jenis armadanya juga akan lebih modern, mulai banyak bus listrik.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada akhir November lalu, Damri menguji satu unit bus listrik untuk penumpang Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta di Banten. Bus yang menghubungkan bandara dengan Stasiun Gambir di Jakarta Pusat ini dikembangkan bersama PT Energi Makmur Buana, pengelola merek Edison Motors; serta PT Sokonindo Automobile yang menjadi pemegang merek DFSK.
Sandry mengatakan Damri juga berinvestasi untuk pengadaan mobil listrik buatan PT Industri Kereta Api (INKA). Bus itu dipakai untuk keperluan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di beberapa kota, terutama di Jakarta dan sekitarnya.
Layanan bus eksekutif berkapasitas 23 tempat duduk yang diluncurkan Damri pada bulan ini pun menjadi strategi Damri untuk masuk ke pasar penumpang elite. Bus ini beroperasi pada rute Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Malang mulai 18 Januari lalu.
Bus Royal Class Mercedes-Benz OH 1626 Damri dilengkapi dengan fasilitas rehat kaki, selimut dan bantal, Internet nirkabel, dan beberapa layanan lainnya. Tarifnya Rp 337.500 untuk rute Jakarta-Surabaya, sementara untuk Jakarta-Malang Rp 375.000 per orang.
Sandry mengatakan pengembangan layanan Royal Class berjalan secara bertahap. “Kami memantau potensi pasar kelas ini, karena peralihan dari situasi pandemi ke masa normal pun masih bertahap.”
Bus Damri Royal Class. Dok Damri
Pendapatan usaha Perum Damri anjlok hingga 40,5 persen pada 2020 jika dibandingkan dengan pada 2019. Saat itu Damri mencatatkan rugi bersih tahun berjalan hingga Rp 220 miliar. Padahal pada 2019 Damri bisa meraih laba Rp 43,2 miliar.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan penyertaan modal negara sebesar Rp 250 miliar untuk Perum Damri. Jumlah itu lebih kecil dari yang diajukan Damri pada Maret 2021, yang mencapai Rp 500 miliar.
Direktur Utama Perum Damri, Setia Milatia Moemin, menyatakan anggaran negara akan dimanfaatkan semaksimal mungkin jika cair. “Meningkatkan inovasi pada semua lini bisnis, dan peningkatan kualitas serta kapasitas sumber daya manusia,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Pengamat angkutan dari Universitas Katolik Soegijapranata sekaligus Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan kinerja Damri harus lebih profesional agar bisa bersaing dengan swasta, apalagi di segmen bus eksekutif.
Layanan bus kota Damri masih sering diprotes di beberapa lokasi karena alasan sepele, seperti jam berangkat yang molor atau loket yang tutup tanpa alasan. “Buka rute gampang, tapi pengelolaannya harus naik kelas dan terjamin untuk konsumen,” ucapnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, pun meminta Damri membenahi armada Damri. Tak hanya untuk pendukung angkutan antarmoda, Damri pun harus mengoperasikan bus perintis bersubsidi. “Karena teknologi berkembang, kami berharap Damri bisa maju juga.”
YOHANES PASKALIS | FRANSISCA CHRISTY ROSANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo