Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bahlil: Investasi Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia Mencapai Rp 630 Triliun

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia mencapai Rp 630 triliun.

2 September 2023 | 13.51 WIB

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers 'Kebijakan dan Implementasi Hilirisasi Sebagai Kedaulatan Negara' di kantornya, Jakarta, Jumat, 30 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers 'Kebijakan dan Implementasi Hilirisasi Sebagai Kedaulatan Negara' di kantornya, Jakarta, Jumat, 30 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, hilirisasi nikel telah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik. Ia mengatakan, total investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia pada 2020-2023 mencapai USD 42 miliar atau sekitar Rp 630 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Untuk indonesia saya mengambil contoh, pada kurun waktu 2020-2023 kita sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor khususnya FDI (Foreign Direct Investment) sebesar 42 miliar USD lebih untuk ekosistem EV,” kata Bahlil dalam acara pembukaan ASEAN Investment Forum 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, investasi tersebut untuk membangun ekosistem dari hulu ke hilir untuk baterai maupun mobil. 

Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa sudah ada dua perusahaan besar yang bergerak di ekosistem baterai kendaraan listrik yang berinvestasi di Indonesia.

“Sekarang sudah masuk LG sama CATL. LG untuk pembangunan baterainya akan berproduksi Februari 2024 itu sudah berproduksi tahap pertama dan yg lainnya masih dalam tahap konstruksi,” ungkapnya.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa investasi sektor energi terbarukan di ASEAN mengalami peningkatan yang pesat. Pada 2022, investasi baru atau greenfield dalam sektor SDGs  (tujuan pembangunan berkelanjutan) meningkat sekitar 117 persen menjadi USD 34 miliar. Sektor penerima terbesar adalah energi terbarukan, yakni sebesar USD 17,9 miliar atau naik 240 persen dari 2021.

“Meski demikian peningkatan investasi tersebut masih perlu terus didorong. Menurut analisa dari UNCTAD investasi sektor energi terbarukan perlu naik hingga empat kali lipat sekitar USD 180 miliar setiap tahunnya,” ungkap Bahlil.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus