Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bank Sentral AS PHK 300 Pegawai, Adakah Dampaknya bagi Indonesia?

Ekonom dari Celios Bhima Yudhistira menyebut ada dua indikasi terhadap tindakan bank sentral AS The Fed yang melakukan PHK pada karyawannya, yakni penurunan ekonomi global dan digitalisasi.

25 September 2023 | 14.02 WIB

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira usai diskusi mengenai hasil survei persepsi publik terhadap JETP di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2023.  TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira usai diskusi mengenai hasil survei persepsi publik terhadap JETP di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari lembaga riset Celios Bhima Yudhistira menyebut ada dua indikasi penyebab kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK pada karyawannya, yakni penurunan ekonomi global dan digitalisasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

The Fed, dinukil dari Reuters, akan memangkas 300 karyawannya. Pengurangan staf itu merupakan kombinasi dari pengurangan karyawan, termasuk pensiun dan PHK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertama, ekonomi global sedang menurun sehingga bank sentral lakukan beragam efisiensi," kata Bhima pada Tempo, Senin, 25 September 2023.

Dia menuturkan, Fed mengalami kerugian sebesar US$ 100 miliar (sekitar Rp 1.539 triliun). Hal ini disebabkan naiknya suku bunga AS sehingga bank sentral itu harus membayar lebih banyak ke bank. Menurut Bhima, Fed ibaratnya menjadi korban dari kebijakan moneter agresif AS selama 2 tahun terakhir.

"Kedua, Fed beralasan ingin lakukan digitalisasi sehingga memicu efisiensi pegawai," tutur Direktur Celios itu.

Bhima menyebut, perkembangan AI dan blockchain yang begitu pesat menimbulkan kekhawatiran bank sentral lain akan mengikuti Fed untuk memangkas jumlah karyawan dan menggantinya dengan teknologi.

Citigroup juga mengumumkan PHK 

"Puncak rekrutmen pegawai bank sentral mulai berakhir, waktunya efisiensi disegala lini," ujar Bhima.

Lantas, bagaimana dampaknya ke Indonesia, terutama untuk sektor perbankan? Pasalnya bukan hanya The Fed yang mengambil jalan PHK sebagai kebijakannya.

Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan AS Citigroup mengumumkan PHK pada pertengahan September lalu. Sementara raksasa perbankan Swiss UBS Group AG juga tengah mengurangi jumlah pekerja di Asia hingga mencapai ratusan pada sekitar dua pekan lalu. 

"Untuk konteks Indonesia, perbankan bisa saja mulai pangkas jumlah karyawan, terutama di segmen penyaluran pinjaman menengah dan kecil," ujar Bhima.

Dia menuturkan, data per Juli 2023 menunjukkan penyaluran kredit ke debitur UMKM skala kecil dan menengah masing-masing turun 9,8 persen dan 12,1 persen secara tahunan (Yoy). "Untuk korporasi mungkin belum (terdampak) ya," tutur dia.

AMELIA RAHIMA SARI | REUTERS

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus