Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Banyuwangi Kembangkan Bandara dengan Konsep Green Airport

Bandara dengan konsep green airport juga memakai desain interior dari produksi masyarakat setempat

4 Agustus 2017 | 01.03 WIB

Bandara Blimbingsari Banyuwangi. TEMPO/Ika Ningtyas
Perbesar
Bandara Blimbingsari Banyuwangi. TEMPO/Ika Ningtyas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memastikan akan mengembangkan sistem bandara sustainable atau green airport.

Abdullah Azwar Anas, Bupati Kabupaten Banyuwangi, mengatakan saat ini daerah itu sudah menjadi kota dengan kekuatan digital society. Dia mengakui pembangunan bukan hanya infrastruktur pembangunan jalan, tetapi juga teknologi.

Akibatnya, pariwisata Banyuwangi mulai menjadi arena pilihan wisatawan domestik dan luar negeri. Hal ini mendorong pemerintah melakukan revitalisasi sektor transportasi udara.

“Ini first green airport di Indonesia, dibangun dengan APBD, kalau APBN bisa mencapai Rp 300 miliar, dengan APBD cuma Rp75 miliar,” ucap Abdullah Azwar pada Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) pada Kamis 3 Agustus 2017).

KBFP adalah program eksklusif pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan untuk anak-anak muda seluruh Indonesia yang merupakan inisiatif bersama masyarakat sipil, swasta, dan unsur pemerintah untuk memastikan regenerasi kepemimpinan sekaligus terjaganya komitmen kebangsaan pada calon-calon pemimpin masa depan.

Menurut Abdullah, konsep green airport  tidak menghabiskan lahan. Lahan pertanian harus diutamakan kepemilikannya bagi masyarakat. Selain itu, bandara dengan konsep green airport juga memakai desain interior dari produksi masyarakat setempat.

“Kami ingin pastikan green airport tidak boleh ada tanah yang dihabiskan untuk bandara, tetapi untuk landscape pertanian,” ucap Abdullah.

Saat ini sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi oleh maskapai penerbangan Lion Air Group dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Abdullah mengatakan mulai bulan depan akan ada flight lagi dari Garuda, sehingga ada tiga penerbangan menuju Banyuwangi.

“Dulu hanya satu penerbangan ke Banyuwangi, sekarang tiga, karena dia menjadi satu-satunya kabupaten yang nilai dari KemenPAN RB mendapat nilai A,” tutur Abdullah.

Selain itu, untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di sektor transportasi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi konsisten mengembangkan beasiswa untuk sekolah pilot. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya memiliki satu sekolah pilot di Curug, Bogor, tetapi juga di Banyuwangi.

“Kunjungan wisman dulu 12.500, namun akan mencapai 77.100 sepanjang 2010 hingga 2020,” ucap Abdullah.

Abdullah mengatakan pihaknya dengan cepat akan menanggapi tantangan wisatawan besar. Caranya, selain pengembangan bandara  juga dengan menambah kamar dan hotel baru yang besar namun tetap dalam pengendalian pemerintah.

Selain itu nantinya di Banyuwangi, sebagai kota mayoritas muslim, akan membuat kawasan untuk tokoh-tokoh agama. “Kita siapkan wisata-wisatawan syariah. Kita tahun depan membangun club beach khusus perempuan bisa bebas. Jadi bebas, karena harus diklaster,” ucap Abdullah.

BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan

Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus