Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras pada Sabtu, 23 September 2023 terpantau masih mengalami kenaikan, bahkan harga beras saat ini juga telah melampaui Harga Eceran Tertinggi atau HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak Maret 2023 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir dari Panel Harga Badan Pangan Nasional atau Bapanas, harga beras premium naik 0,20 persen menjadi Rp 15.680 per kilogram, sedangkan harga beras kualitas medium naik sekitar 0.08 persen menjadi Rp 13.040 per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal, tepat sepekan lalu, yakni pada 16 September 2023, harga beras kualitas premium masih tercatat berada pada angka Rp 14.530 untuk per kilogramnya. Sementara itu, harga beras medium tercatat berada pada angka Rp 12.890 per kilogram.
Namun demikian, meski harga beras terpantau naik selama sepekan, terdapat satu hari harga beras mengalami penurunan, yakni pada 20 September 2023, dengan harga beras premium menjadi Rp 14.380 per kilogram dan harga beras medium menjadi Rp 12.850 per kilogram.
Dengan terus meroketnya harga beras hingga melebihi harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, menurut Reynladi Sarijowan selaku Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Indonesia atau IKAPPI, kondisi yang terjadi saat ini disebabkan oleh Bulog yang pada 2022 lalu kurang optimal dalam penyerapan beras.
Selain itu, menurut Raynaldi, kebijakan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah tidak terbukti berhasil menekan harga beras yang ada. Dengan demikian, IKAPPI mendorong pemerintah untuk melakukan upaya lebih lanjut dalam mengatasi persoalan harga beras yang sedang terjadi.
“Karena ini sudah multiplier effect-nya sudah luar biasa. Kami mewaspadai ada potensi ke arah darurat beras nasional,” ujar Reynaldi.
Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Abdullah Mansuri selaku Ketua Umum IKAPPI yang menyebut bahwa kenaikan harga beras saat ini merupakan kondisi yang terburuk karena mencapai rekor tertinggi. Namun demikian, Mansuri menyebut bahwa kondisi saat ini belum mengindikasikan bahwa Indonesia telah masuk pada fase darurat beras secara nasional.
“Meski belum masuk pada fase darurat beras secara nasional, tetapi memang potensi itu terus ada,” katanya.
Namun demikian, kondisi kenaikan harga beras juga dialami di luar negeri, meski secara keseluruhan indeks acuan harga komoditas pangan internasional turun sebesar 2,1 persen pada Agustus, tetapi Organisasi Pangan Dunia yakni FAO menunjukkan bahwa harga beras mengalami kenaikan sebanyak 9,8 persen. Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir, meroketnya harga beras tersebut dipicu oleh larangan ekspor beras India dan jeda musiman dalam produksi beras di belahan bumi utara.
Apa Fungsi Bulog?
Seperti dilansir dari laman Bulog.co.id, Bulog sebagai badan usaha milik negara yang fokus pada aspek ketahanan komoditas pangan memiliki salah satu misi, yakni untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok. Budi Waseso selaku Direktur Utama Perum Bulog memastikan bahwa stok beras sebanyak 1,6 juta ton aman untuk menjaga kebutuhan dan stabilitas harga sepanjang tahun.
Selain itu, sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga beras, Bulog akan melakukan penyaluran bantuan untuk Keluarga Penerima Manfaat atau KPM secara masif. Budi Waseso juga menyebut bahwa dengan stok beras sebanyak 2 juta ton degan minus 640 ribu ton yang telah dikeluarkan oleh Bulog hingga November 2023, membuat stok beras masih menjadi aman.
Presiden Jokowi juga memberikan mandat terhadap Budi Waseso selaku Dirut Perum Bulog untuk mendapatkan tambahan 1 juta ton beras agar masyarakat tenang. Budi menyebut bahwa Tiongkok akan menjadi negara yang mensuplai banyaknya beras tersebut.
RENO EZA MAHENDRA I TIM TEMPO.CO
Pilihan Editor: Harga Beras Sepekan Terus Naik, Hari Ini Tertinggi