Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bappenas: Tanpa Peningkatan Produktivitas, Pertumbuhan Ekonomi RI Stuck di 5 Persen

Bappenas, menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 6 hingga 7 persen.

19 Mei 2023 | 12.37 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adiniggar Widyasanti, Indonesia dapat keluar dari middle income trap jika mampu meningkatkan produktivitas. Pertumbuhan produktivitas berpengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Poduktivitas ini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 6 hingga 7 persen. Tanpa peningkatan produktivitas, kita akan stuck di rata-rata 5 persen," ujar Amalia dalam konsultasi publik dalam rangka penyusunan RPJPN 2025-2045 yang disiarkan virtual pada Jumat, 19 Mei 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen pada 2022. Namun, capaian tersebut belum bisa membawa Indonesia keluar dari middle income trap. Adapun middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.

"Jika bisa mencapai rata-rata 6 persen (pertumbuhan ekonomi), Indonesia bisa keluar dari middle income trap pada 2041. Jika mencapai 7 persen, bisa lebih cepat keluar dari middle income trap tahun 2038," kata Amalia,

Untuk menjawab tantangan tersebut, kata Amalia, pekerjaan rumah atau PR terbesar Indonesia adalah meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia, yang belakangan terus menurun. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia saat ini hanya sedikit di atas India tetapi di bawah Cina, Brazil, dan negara maju lainnya.

Selanjutnya: cita-cita menjadi negara berpendapatan tinggi

PR lainnya adalah menyelesaikan masalah deindustrialisasi dini. Menurut Amalia, kontribusi manufaktur terhadap PDB yang dulu pada 2005 mencapai 27,4 persen, sekarang hanya 18,3 persen pada 2022. Para tenaga kerja sektor pertanian pun berpindah ke sektor jasa karena sektor industri tidak berkembang. Meskipun, produktivitas sektor jasa juga rendah.

Oleh sebab itu, Amalia mengatakan transformasi ekonomi menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia bisa keluar dari middle income trap. Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus lebih dari 5 persen.  "Kita harus tumbuh 6 sampai 7 persen sebelum tahun 2045," kata dia.

Lebih lanjut, untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara berpendapatan tinggi, Amalia mengatakan pemerintah memiliki 5 tujuan dalam agenda transformasi ekonomi. Pertama, meningkatkan peran Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), inovasi, dan produktivitas ekonomi. Kedua, menerapkan ekonomi hijau di berbagai sektor. Ketiga, memastikan tranformasi digital terjadi masif dan dirasakan seluruh masyarakat.

Selanjutnya, memastikan dan menciptakan integrasi ekonomi domestik dan konektiktivas ekonomi global. Terakhir, menjadikan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Pilihan Editor: Kepala Bappenas Targetkan Ekspor ke Uni Eropa Capai USD 30 Miliar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus