Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Cara Baru Pembayaran Jalan Tol

Persiapan penggunaan teknologi pembayaran jalan tol tanpa sentuh memasuki tahap akhir. Teknologi ini ada kemungkinan ditetapkan di beberapa ruas tol percontohan, seperti jalan tol Soedijatmo, Bali Mandara, Bogor-Ciawi, dan JORR.

19 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sistem pembayaran jalan tol tanpa sentuh (MLFF) mulai berlaku pada akhir 2022.

  • Pada tahap awal, MLFF akan diterapkan di empat atau lima ruas jalan tol.

  • Pengguna ataupun operator jalan tol diuntungkan dengan sistem MLFF.

JAKARTA – Persiapan penggunaan teknologi pembayaran tol tanpa sentuh atau multi-lane free flow (MLFF) oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memasuki tahap akhir. Anggota BPJT, Eka Pria Anas, mengatakan lokasi penerapan perdana MLFF akan ditentukan paling lambat pada Maret 2022. Selanjutnya, sistem ini akan mulai dipakai pada akhir 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami terapkan setidaknya di empat atau lima ruas dulu," ucapnya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Eka, Kementerian Pekerjaan Umum akan menyeleksi ruas jalan tol yang padat kendaraan tapi lalu lintasnya mudah ditangani. Kandidat terkuat pemakai perdana MLFF adalah jalan tol Profesor Dr Ir Soedijatmo sepanjang 12 kilometer, yang merupakan akses keluar-masuk Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang. Lalu jalan tol Bali Mandara sepanjang 12,7 kilometer. 

Teknologi transaksi jalan tol tanpa gardu itu pun berpotensi diterapkan lebih dulu di jalur penyokong Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), seperti jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi, serta jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR). "Belum diputuskan secara persis, tapi sudah ada beberapa kemungkinan," tutur Eka.

Penerapan MLFF merupakan kelanjutan dari program elektronifikasi tol yang dikerjakan BPJT. Saat ini, penggunaan sistem tempel (tapping) kartu tol bisa memangkas durasi pembayaran, dari 10 detik secara manual menjadi hanya 4 detik. Adapun dengan MLFF, pengemudi bahkan tak perlu mengerem mobil. Artinya, waktu transaksi nol detik.

Pengendara melakukan pembayaran non-tunai di gerbang tol RAMP Taman Mini 2, Jakarta. TEMPO/Subekti

Dari tujuh konsorsium yang mendaftar pra-kualifikasi tender MLFF pada pertengahan 2020, Roatex Ltd Zrt, perusahaan teknologi asal Hungaria, memenangi proyek yang memiliki masa konsesi selama 10 tahun ini. Nantinya, Roatex Indonesia Toll System (RITS), perusahaan hasil kemitraan antara pemerintah dan badan usaha (KPBU), akan mengoperasikan sistem MLFF yang didukung sistem satelit navigasi global.

Eka berujar, mobil yang masuk dan keluar di ruas jalan tol berskema transaksi MLFF akan terdeteksi secara otomatis melalui satelit. "Tak perlu mesin on board, pengemudi hanya perlu memasang aplikasi khusus di telepon seluler untuk pembayaran."

Aplikasi yang akan dirilis ke publik pada pertengahan 2022 itu bakal dilengkapi dengan sistem saldo elektronik. Setoran tol akan ditangani penyedia jasa pembayaran yang bermitra dengan RITS. Eka menyatakan perusahaan pengelola jalan tol tetap menerima pendapatan seperti sebelumnya.

"Dalam kontrak KPBU sudah jelas kontraknya, nilai jasa Roatex, transaksi untuk badan usaha jalan tol, dan sebagainya," ucap Eka.

Kepala BPJT Danang Parikesit menuturkan pengguna jalan tol diuntungkan dengan MLFF. "Ada efisiensi bahan bakar dan waktu karena tak ada antrean di pintu tol lagi," ucapnya. "Operator jalan tol pun bisa menghemat biaya pembangunan gerbang."

Danang menyebutkan MLFF akan diuji secara bertahap. Skema itu akan diawali dengan penerapan single lane free flow atau pembukaan sebagian pintu, hingga akhirnya multi-lane atau penghilangan pintu sepenuhnya. Merujuk pada perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum 2021, MLFF akan diimplementasikan di 41 ruas jalan tol sepanjang total 1.713 kilometer.

Teknologi nirsentuh ini pun digadang-gadang akan menjadi wadah bagi sistem elektronik jalan tol lainnya, seperti intelligent toll road system yang berfungsi mendeteksi ukuran dan berat kendaraan pengangkut barang secara otomatis. Pengelolaan sistem itu akan dilakukan bersama oleh BPJT, Kementerian Perhubungan, dan kepolisian.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia, Kris Ade Sudiyono, mengatakan pelaku usaha jalan tol berani berinvestasi untuk MLFF. "Namun kepastian usahanya harus dijaga bersama," ucap dia melalui keterangan tertulis.

Dari catatan Asosiasi, hingga November 2021, nilai investasi industri jalan tol sudah menyentuh Rp 730 triliun dan diprediksi terus naik hingga Rp 1.000 triliun. Semua investasi itu digunakan untuk memodernkan jalan bebas hambatan. "Perlu persiapan matang untuk model bisnis, teknis sistem, urusan legal, komersial, serta komunikasi publik," kata Kris.

Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road, Danik Irawati, mengatakan Astra masih berdiskusi dengan pemerintah untuk menyiapkan MLFF. "Kami masih menunggu usulan pemerintah mengenai lokasi percontohan untuk menguji coba keandalan sistemnya," tutur dia, kemarin.

Manajemen Astra Intra Toll Road pernah mencoba sistem nirsentuh di gerbang tol Cikupa, Cikande, Serang Barat, dan Serang Timur pada 2020. Saat itu, Astra masih memakai teknologi dedicated short range communication yang menyimpan atau identitas kendaraan pada alat di kendaraan.

YOHANES PASKALIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus