Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bebas Visa Kunjungan 159 Negara Dicabut, Pengamat Pariwisata: Sangat Terlambat

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menghentikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) 159 negara. Pengamat pariwisata Azril Azahari buka suara atas hal ini.

28 Juni 2023 | 17.59 WIB

Sejumlah turis asing mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm di Jalan Sunset Road, Kuta, Badung, Bali, Selasa, 28 Februari 2023. Beberapa waktu terakhir,  warganet ramai membahas oknum turis asing yang berulah dan berkelakuan buruk di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Perbesar
Sejumlah turis asing mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm di Jalan Sunset Road, Kuta, Badung, Bali, Selasa, 28 Februari 2023. Beberapa waktu terakhir, warganet ramai membahas oknum turis asing yang berulah dan berkelakuan buruk di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menghentikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 159 negara. Pengamat pariwisata Azril Azahari buka suara atas hal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Pencabutan kebijakan bebas visa terhadap 159 negara sebenarnya sangat terlambat karena diberlakukan tidak reciprocal," kata Azril pada Tempo secara tertulis, Rabu, 28 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, Azril menyebut dampaknya terhadap sektor pariwisata tidak signifikan. Sebab, sejak 2020 telah terjadi pandemi Covid-19 yang memukul sektor tersebut.

"Sebaiknya diberlakukan secara permanen, bukan untuk sementara, karena dampak negatifnya sudah banyak terjadi. Wisman (wisatawan mancanegara) yang datang banyak menimbulkan masalah sosial, ekonomi hingga kriminal," ujar Azril. "Wisman yang datang tidak diseleksi dengan baik."

Lebih lanjut, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) tersebut menyampaikan paradigma pariwisata telah bergeser (shifting tourism paradigm). Sebelum 1980, paradigmanya berada pada mass tourism, yaitu sun-sand-sea

Selanjutnya: Pada periode 1980 hingga 2000....

Pada periode 1980 hingga 2000, Azril menyebut paradigma pariwisatanya adalah alternative tourism. Sedangkan pada 2000 hingga 2020 adalah quality tourism, yakni serenity-sprirituality-sustainability

Sejak Covid-19, paradigma itu, menurut Azril, sudah bergeser ke customized tourism (personalized-localized-smaller in size), yaitu pariwisata special interest-safety atau healthy-science technology in tourism.

"Pemerintah sebaiknya harus memahami telah terjadi pergeseran paradigma pariwisata tersebut serta mengakibatkan pula terjadinya pergeseran perilaku pengunjung," tutur dia.

Kebijakan Jokowi menyetop izin Bebas Visa Kunjungan bagi 159 negara dilakukan sebagai hasil evaluasi yang tertuang dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI No. M.HH-GR.01.07 Tahun 2023 pada 7 Juni 2023.

"Pasti ada evaluasi, dulu kami buka total. Evaluasinya memberikan manfaat kepada negara, ndak? Kalau ndak mesti (dihentikan). Oh, ini ndak, negara ini perlu dibuka atau tutup? Pasti dievaluasi," ujar Jokowi di Pasar Parungpung, Gunung Sindur, Jawa Barat, Rabu, 21 Juni 2023.

AMELIA RAHIMA SARI | M JULNIS FIRMANSYAH

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus