Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

BEI Sebut Market Cap Pasar Modal Indonesia Terbesar se-ASEAN, Angkanya Tembus Rp 12,7 Triliun

BEI mencatat ada 936 perusahaan yang saat ini mencantumkan sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar hingga Agustus 2024 menembus angka Rp 12,7 triliun.

7 September 2024 | 11.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut market cap (kapitalisasi pasar) pasar modal Indonesia terbesar se-ASEAN. BEI mencatat ada 936 perusahaan yang saat ini mencantumkan sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar hingga Agustus 2024 menembus angka Rp 12,7 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur BEI Jeffrey Hendrik mengemukakan hal itu saat rangkaian acara Guyub Rukun Media se-Jawa Tengah & DIY di Jakarta yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kegiatan yang diikuti para jurnalis dari wilayah Jawa Tengah dan DIY itu berlangsung selama 2 hari, Kamis-Jumat, 5-6 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau masih mengira Singapura itu punya market cap paling besar di ASEAN, itu ternyata salah. Yang punya market terbesar adalah Bursa Efek Indonesia," ujar dia kepada wartawan saat sesi kunjungan ke kantor BEI Jakarta, Kamis, 5 September 2024. 

Jeffrey mengungkapkan perkembangan nilai transaksi saham saat ini memang telah tumbuh signifikan. BEI mencatat jumlah transaksi saham yang terjadi di pasar modal mencapai Rp 12,2 triliun per hari. 

"Saat ini di Bursa Efek Indonesia setiap hari terjadi transaksi saham tidak kurang dari Rp 12,2 triliun per hari, yang dikliring setiap hari itu tidak kurang dari 1,2 juta transaksi," tutur dia. 

Adapun dari nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 12,7 triliun, setara dengan US$ 750 milia. Thailand menempati posisi kedua dengan kapitalisasi pasar US$ 450 miliar. Diikuti Singapura sebesar US$ 350 miliar.

"Capaian ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam pengembangan pasar modal," ungkap Jeffrey.

BEI menargetkan, sebanyak 2 juta investor tumbuh tiap tahunnya. BEI pun terus melakukan pendalaman pasar modal, seperti dari sisi supply dengan menyediakan produk-produk investasi bagi 13,6 juta investor.

Selanjutnya: "Harapannya jumlah ini terus bertambah......"

"Harapannya jumlah ini terus bertambah agar manfaat pasar modal dinikmati masyarakat," kata Jeffrey. 

Di sisi lain, OJK menyosialisasikan OJK Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang baru saja diluncurkan.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa menjelaskan OJK Gencarkan merupakan program yang diharapkan literasi dan inklusi keuangan bisa dilakukan secara masif, merata, dan berkesinambungan. 

"OJK terus melakukan edukasi dan sosialisasi melalui sejumlah program guna meningkatkan angka literasi keuangan di Indonesia," ujar dia kepada awak media saat kunjungan di kantor OJK Jakarta.

Langkah itu diharapkan juga bisa mencegah masyarakat terjerumus dalam kegiatan investasi ilegal, termasuk pinjaman ilegal. Dari berbagai upaya itu, lanjut dia, menunjukkan hasil positif di antaranya terjadi peningkatan angka literasi keuangan di Indonesia yakni dari 49 persen menjadi 65,43 persen. Adapun untuk capaian inklusi keuangan di angka 75 persen. 

"Ini sesuatu yang patut dibanggakan. Jawa Tengah dan DIY juga selalu di atas rata-rata nasional," ucap dia. 

Sementara untuk langkah pencegahan dan penanganan kegiatan investasi maupun pinjaman ilegal juga dilakukan melalui Satgas PASTI. 

Analis Eksekutif Departemen Perlindungan Konsumen OJK sekaligus Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal Irhamsah mengemukakan Satgas PASTI merupakan forum koordinasi yang terdiri dari sektor keuangan, sejumlah kementerian, dan lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan Badan Intelejen Negara (BIN). 

"Kalau dulu Satgas PASTI Ini tugasnya sebatas edukasi dan literasi, saat ini juga mencegah dan menangani kegiatan ilegal," tutur dia.

Menurut catatan OJK, nilai kerugian akibat investasi ilegal selama kurun waktu 2017-2023 mencapai lebih dari Rp130 triliun. 

"Tepatnya kerugian akibat aktivitas tersebut mencapai Rp 139,674 triliun. Oleh karena itu, OJK melalui Satgas PASTI ini terus berupaya mencegah dan menangani aktivitas tersebut," ungkap Irhamsah. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus