Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Realisasi belanja negara baru sebesar 56,8 persen dari pagu APBN 2021.
Sri Mulyani mengkritik pemerintah daerah yang masih lambat membelanjakan anggaran.
Belanja akan difokuskan pada upaya pemulihan konsumsi masyarakat.
JAKARTA — Pemerintah menyusun rencana prioritas penyerapan belanja negara di sisa pengujung tahun ini. Berdasarkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, belanja negara untuk periode September-Desember 2021 masih tersedia Rp 1.189,2 triliun. Dana tersebut berasal dari belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah dan dana desa.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan belanja ke depan akan difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi untuk mendukung konsumsi masyarakat. “Ada belanja kementerian/lembaga, perlindungan sosial, dan belanja modal yang sifatnya padat karya, khususnya untuk proyek infrastruktur,” ujarnya, kemarin.
Perbaikan konsumsi masyarakat menjadi prioritas karena komponen tersebut berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, saat ini dari aspek kesehatan, pengendalian pandemi Covid-19 telah menunjukkan kinerja positif dengan tren penurunan angka kasus hampir di seluruh wilayah. “Kami berharap momentum pemulihan ekonomi dapat menguat.”
Hingga akhir Agustus 2021, realisasi belanja negara dilaporkan sebesar Rp 1.560,8 triliun atau setara dengan 56,8 persen terhadap total pagu yang sebesar Rp 2.750 triliun. Realisasi itu hanya tumbuh tipis, yaitu 1,5 persen, dibanding periode yang sama pada tahun lalu. “Realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional saat ini sudah sebesar 53 persen. Perlindungan sosial 60 persen atau sudah di jalur yang tepat. Begitu juga insentif usaha yang sudah mencapai 92 persen. Artinya, kegiatan ekonomi sudah berjalan pesat,” kata Suahasil.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo