Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Lonjakan harga tiket pesawat mau tak mau turut mengerek tarif layanan penyelenggara perjalanan ibadah umrah. Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji, Syam Resfiadi, mengatakan porsi tiket pesawat dalam komponen biaya perjalanan umrah sebesar 30-40 persen, tergantung pilihan maskapai penerbangan dan rute transit.
"Rata-rata harga semua komponen sudah naik setelah masa pandemi. Tapi komponen tiket tetap berpengaruh,” ucap dia kepada Tempo, kemarin.
Selain biaya penerbangan, harga layanan umrah ditentukan oleh biaya hotel dan penginapan yang mencapai 15 persen dari total biaya, perjalanan darat dan kebutuhan makan masing-masing 10 persen, serta biaya pengurusan visa dan penanganan barang yang juga 10 persen. Dari hitungan itu, masih ada porsi keuntungan bagi penyedia jasa sebesar 5-10 persen.
Pada masa normal atau sebelum masa pandemi Covid-19, Syam menyebutkan harga paket reguler umrah masih Rp 25-28 juta, sudah termasuk transportasi. Sejak akses ziarah ke Tanah Suci dilonggarkan, tarifnya melonjak 35-50 persen karena kenaikan harga barang dan biaya protokol kesehatan. Sosialisasi ihwal referensi harga ini sudah disampaikan pemerintah ataupun biro perjalanan.
"Sehingga kalau ada yang menjual (jasa) di bawah harga referensi ini bisa jadi penipuan atau terancam gagal berangkat. Konsumen harus berhati-hati,” dia mengungkapkan.
Selama semester I 2022, Syam mengimbuhkan, permintaan paket umrah baru mencapai 35 persen dari kapasitas tahunan yang sebesar 1,2 juta anggota jemaah pada masa sebelum pandemi. “Persaingan sekarang malah semakin ketat karena muncul 1.000 agen travel baru selama 2 tahun terakhir,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo