Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sita Sari, 26 tahun, ingin sesekali lepas dari rutinitas dengan sekadar berjalan-jalan di mal ataupun menonton bioskop. Tapi keinginan itu tak kunjung mewujud. Sita sadar, membawa dua anaknya ke luar rumah di tengah pandemi bukanlah ide bagus. Kini, ia lebih memilih menggunakan waktu luang untuk menonton tayangan film atau serial dari layar telepon pintar. "Saya menggunakan tiga aplikasi video-on-demand,” ujar perempuan yang tinggal di Jakarta itu, kemarin.
Sejak pandemi Covid-19 datang, banyak penikmat film seperti Sita yang berpindah dari layar perak ke layar telepon. Fenomena itu terekam dalam riset e-Conomy SEA 2020 yang digelar Google, Temasek, dan Bain & Company pada November lalu. Riset itu menyebutkan, bisnis media daring yang mencakup video, musik, dan game di kawasan Asia Tenggara pada tahun ini naik 24 persen dibanding pada tahun lalu dengan omzet US$ 4,4 miliar (Rp 61,8 triliun).
Di tingkat Indonesia, jejak kenaikan permintaan terhadap layanan video-on-demand tampak dari tingginya pertumbuhan jumlah pelanggan Disney+ Hotstar. Menurut Vice President Corporate Communications PT Telkomsel, Denny Abidin, sejak Disney+ Hotstar diluncurkan pada 5 September lalu, jumlah transaksi pelanggan Telkomsel untuk paket bundling Disney+ Hotstar naik 83 persen. “Pertumbuhan itu didorong oleh semakin banyaknya tayangan yang dihadirkan Disney+ Hotstar.”
Ia mengimbuhkan, sejak pandemi bercokol di Tanah Air pada Maret lalu, Telkomsel telah mencatatkan pertumbuhan trafik layanan data sebesar 42 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan trafik sejumlah layanan digital sehari-hari, seperti komunikasi layanan game daring yang meningkat 111 persen serta trafik layanan video streaming, seperti YouTube, Tiktok, dan MAXstream yang melaju 44,6 persen.
Pandemi menjadi berkah sekaligus tantangan bagi Viu Indonesia. Pertumbuhan jumlah pelanggan layanan video-on-demand telah menarik minat banyak pemain baru bisnis over the top (penyedia konten media di jaringan Internet) seperti Disney+ Hotstar. Meski begitu, Country Manager Viu Indonesia, Varun Mehta, optimistis perusahaan yang beroperasi di Indonesia sejak 2016 ini mampu mempertahankan posisinya. “Pasar yang masih berkembang memberikan banyak ruang bagi pemain baru. Apalagi, Indonesia berada di tempat tertinggi dalam hal adopsi teknologi di Asia karena usia penduduknya lebih muda," ujarnya.
Perusahaan penyedia music-on-demand, Spotify, juga menorehkan kenaikan permintaan di tengah pandemi. Berdasarkan laporan penerimaan Spotify triwulan III 2020 yang dirilis pada Oktober lalu, jumlah pengguna aktif bulanan di seluruh dunia mencapai 320 juta orang. Capaian tersebut meningkat 29 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu. "Saat ini terdapat 144 juta pelanggan premium Spotify di dunia, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 113 juta," begitu laporan tersebut menuliskan.
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia, Cipto Adiguno, menyatakan industri game daring dunia tumbuh 9 persen pada tahun ini. Dia berpendapat pertumbuhan tersebut ditopang oleh penjualan game daring yang meningkat 15 persen. Selain karena faktor pandemi yang memaksa warga mengurangi aktivitas di luar ruangan, pertumbuhan penjualan pada tahun ini juga diungkit oleh kehadiran konsol game baru, seperti PlayStation 5 dan Xbox Series S/X.
Mengutip data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cipto mengutarakan, selama masa pandemi Covid-19, sebanyak 35 persen perusahaan pengembang game di Indonesia melaporkan kenaikan penjualan hingga 75 persen. "Game dari Indonesia dikenal dengan gaya visualnya yang unik," ujar Cipto.
LARISSA HUDA | VINDRY FLORENTIN
BERBURU HIBURAN DARI GENGGAMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo