Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berburu Investor dari Negeri Tetangga

Indonesia memanfaatkan ASEAN sebagai pasar alternatif untuk mengundang investasi dan meningkatkan kinerja perdagangan.

5 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • IKN menjadi proyek utama yang dijajakan kepada investor di ASEAN.

  • Total investasi swasta di IKN sudah mencapai Rp 20 triliun atau hampir seperempat dari total pendanaan pembangunan swasta.

  • Komoditas pangan, seperti beras, jagung, dan produk kelautan, dapat menjadi andalan dalam membidik pasar ASEAN.

JAKARTA — Indonesia berupaya memanfaatkan ASEAN sebagai pasar alternatif untuk mengundang investasi dan meningkatkan kinerja perdagangan. Baik pemerintah maupun swasta berlomba memanfaatkan pasar ASEAN untuk mendorong minat investasi di berbagai proyek dan sektor-sektor potensial.

Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi salah satu proyek jumbo yang dijajakan kepada investor dari negara-negara di kawasan. Badan Otorita IKN mencatat investor ASEAN mendominasi minat investasi di berbagai sektor. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, mengatakan total investasi swasta di IKN sudah mencapai Rp 20 triliun atau hampir seperempat dari total pendanaan pembangunan swasta. “Lokasi investasinya mostly di entertainment, termasuk hotel dan ruang terbuka hijau,” ujarnya kemarin, 4 September 2023.

Agung mencontohkan salah satu minat investasi yang masuk berasal dari Malaysia. Terdapat dua perusahaan properti terkemuka asal negeri jiran itu yang berkomitmen membangun 20 tower rumah susun di IKN. Kedua perusahaan itu adalah IGM dan Maxim Global Berhad. Adapun saat ini, kedua perusahaan tersebut tengah melakukan studi kelayakan dan menunggu evaluasi dari pemerintah sebelum mendapatkan izin untuk memulai pembangunan.

“Berikutnya Singapura. Ini mereka paling minat soal renewable energy atau energi terbarukan, kemudian pengolahan sampah daur ulang,” kata dia. Adapun salah satu perusahaan asal negeri Singa tersebut bahkan sudah masuk dalam tahap non-disclosure agreement.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, menuturkan ASEAN memiliki pasar yang potensial hingga mencapai 650 juta jiwa. “Komoditas pangan, seperti beras, jagung, dan produk kelautan, dapat jadi andalan dalam membidik pasar ASEAN,” ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua ASEAN-BAC, M. Arsjad Rasjid, memberi sambutan dalam pembukaan ASEAN Business Awards 2023 di Ritz-Carlton, Jakarta, 4 September 2023. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/Prasetia Fauzani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mencontohkan, untuk komoditas perikanan, Indonesia dapat memanfaatkan kerja sama dengan Vietnam yang lebih dulu berhasil menembus pasar Eropa. “Vietnam memiliki kendala di sumber daya kelautan yang terbatas, misalnya mereka kerap kekurangan stok tuna, lalu mengambil dari negara lain. Nah, ini kenapa tidak dari Indonesia saja.”

Berikutnya, sektor yang juga dinilai prospektif adalah kendaraan listrik, dengan mengincar kerja sama investasi dari Vietnam dan Filipina. “Filipina ada perusahaan nikelnya, sedangkan Vietnam ada produsen mobil listriknya.” Arsjad mengatakan secara keseluruhan investasi akan didorong pada lima sektor utama, yaitu transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, kesehatan pangan, serta fasilitas perdagangan dan investasi UMKM.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menuturkan Indonesia memiliki peluang menjadikan ASEAN sebagai pasar alternatif yang potensial untuk memasarkan produk-produk tujuan ekspor. “Indonesia, misalnya, bisa memanfaatkan kebijakan penghiliran yang sedang dilakukan saat ini untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar utama produk-produk penghiliran,” ujarnya. 

Menurut dia, negara-negara ASEAN dapat pula bersinergi membentuk rantai pasok dari sebuah produk untuk dipasarkan kembali ke pasar global yang lebih luas. “Kans itu ada di produk kendaraan listrik, produksi baterai dengan komponen tertentu, ataupun komponen pendukung lainnya yang tidak diproduksi di Indonesia dapat dikerjakan oleh negara ASEAN lainnya,” kata Yusuf. Kolaborasi rantai pasok dari tren tertentu bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan nilai ekonomi dari kerja sama antarnegara.

Pemerintah juga dapat mempertimbangkan opsi insentif atau skema khusus yang mendorong kemudahan investasi bagi negara-negara anggota ASEAN. Di antaranya kebijakan khusus tentang tarif dan non-tarif untuk perdagangan barang dan jasa serta pemberian insentif investasi tertentu bagi negara-negara ASEAN.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengimbuhkan, dalam rangka menarik investasi dan perdagangan dengan negara-negara lain di kawasan, Indonesia perlu mendorong peningkatan iklim investasi dan meningkatkan nilai tambah ekspor Indonesia. Hal itu juga disertai dengan peningkatan kinerja dan produktivitas sektor-sektor ekonomi, terutama manufaktur. “Selain penghiliran, produk pertambangan, pertanian, mineral atau logam dasar, dan perikanan perlu didorong agar meningkatkan competitive advantage dari produk ekspor Indonesia di kawasan ASEAN.”

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus