Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti memaparkan rupiah menguat secara bulanan. Nilai tukar rupiah hingga 7 Mei 2024 menguat 0,34 persen. “Ini melanjutkan penguatan pada bulan Mei sebesar 0,06 persen point to point, setelah April 2024 mengalami pelemahan 2,49 persen point to point,” ujarnya saat rapat dengan Komisi IV DPD RI di Kompleks parleman Senayan, Selasa 11 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Destry mengatakan penguatan nilai tukar rupiah ini didukung aliran modal asing, khususnya yang masuk ke surat berharga negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar USS 5,9 miliar pada Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan perkembangan ini, Destry memaparkan nilai tukar rupiah hingga 7 juni 2024 hanya mengalami pelemahan 4,9 persen dari level akhir Desember 2023, di saat beberapa negara lain mengalami depresiasi nilai tukar labih besar. Ia mencontohkan mata uang seperti peso Filipina, won Korea dan baht Thailand yang mengalami pelemahan masing-masing 5,36 persen, 5,67 persen dan 6,41 persen.
Ke depan BI memperkiraan nilai tukar akan stabil dengan kecenderungan menguat, ini didorong dengan imbal hasil sejalan dengan kenaikan BI rate, premi risiko yang turun dan prospek ekonomi yang lebih baik.
BI akan terus mengoptimalkan seluruh instrument moneter termasuk dengan strategi operasi moneter pro market dengan mengoptimalkan instrument SRBI, Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) dan sukuk valas Syariah BI.