Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan lagi suku bunga acuan atau BI rate. Hal ini berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus Rp16.412 pada Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"BI diprediksi akan kembali menaikkan BI rate di semester II-2024. Saya memperkirakan suku bunga acuan dapat mencapai setingginya 6,75 persen bila kondisi dan sentimen global belum menunjukkan perubahan mengarah ke positif," kata dia saat dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 19 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arianto menyebut kenaikan suku bunga ini salah satunya bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, juga untuk menarik kembali aliran modal asing ke dalam negeri serta meredam inflasi.
Bank Indonesia, kata dia, tentunya memiliki pertimbangan atas kebijakan penetapan suku bunga acuan. Secara teoritis, semakin tinggi suku bunga acuan BI, maka rupiah akan menguat. Namun di sisi lain, imbasnya adalah pada inflasi dan pertumbuhan di sektor riil.
"Suku bunga tinggi akan membebani sektor usaha segala segmen, dari UKM usaha kecil dan menengah) hingga korporasi wholesale."
Untuk menjaga agar kondisi tetap seimbang, menurut Arianto BI mempunyai fleksibilitas dalam menyesuaikan kebijakan suku bunganya. Penyesuaian ini dapat dilakukan berdasarkan kondisi ekonomi terkini. "Secara nasional, regional maupun global," kata dia.
Selaras dengan itu, sebelumnya Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memperkirakan adanya kenaikan BI rate atas melemahnya mata uang rupiah di hadapan dolar AS. "BI dalam pertemuan di bulan Juni, kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga 25 basis poin. Karena masih ada jeda 50 basis poin, batas atas untuk menaikkan suku bunga. Apabila kondisi tidak memungkinkan, BI akan menaikkan suku bunga di 6,75 persen," katanya pada Jumat, 14 Juni 2024.
Pada 22 Mei lalu, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen. "Rapat Dewan Gubernur BI pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI sebesar rate 6,25 persen. Demikian juga suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya.
Perry menjelaskan keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking. Adapun tujuannya adalah memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2024, menjaga aliran modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah.
BI melaksanakan Rapat Dewan Gubernur pada 19 dan 20 Juni 2024. Hasil rapat ini akan diumumkan besok.