Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

BKPM Percepat Realisasi Investasi

Pemerintah optimistis aliran modal pada semester II 2020 lebih baik.

27 Juli 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • BKPM terapkan strategi jemput bola.

  • Pemerintah menghubungi perusahaan yang sudah berkomitmen tapi belum merealisasi investasi.

  • Pengusaha masih menunggu implementasi RUU Cipta Kerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal berusaha bergerak lebih gesit mengejar target investasi senilai Rp 817,2 triliun. Strategi jemput bola hingga inovasi pengurusan izin diharapkan dapat meningkatkan realisasi investasi hingga akhir tahun nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana tugas Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, menyatakan pihaknya semakin aktif menjalin komunikasi dengan para calon investor. "Kami mendatangi, menghubungi perusahaan-perusahaan yang sudah berkomitmen tapi belum merealisasi investasi, untuk menanyakan kendalanya," ujar dia kepada Tempo, akhir pekan lalu.

Dalam menawarkan solusi, Nurul menyatakan, BKPM akan bersikap fleksibel. Selama perusahaan tak melanggar aturan, dia berjanji memberikan terobosan untuk mempercepat realisasi investasi. Dia mencontohkan kasus PT Meiloon Technology Indonesia, perusahaan asal Cina yang mulai membangun pabrik di Subang, Jawa Barat, pekan lalu. "Kami upayakan agar pengurusan izinnya bisa dilakukan secara paralel," katanya.

BKPM juga bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Tenaga Kerja untuk mendatangkan calon investor ke dalam negeri. BKPM dapat menerbitkan surat rekomendasi untuk pengurusan visa. Pertemuan langsung di antara para investor diharapkan dapat mempercepat pembahasan investasi yang terhambat pandemi. Nurul mengatakan kebijakan ini juga dapat dimanfaatkan tenaga kerja ahli asing yang bertanggung jawab atas sebuah proyek investasi namun kesulitan berkunjung.

Nurul menyatakan BKPM juga tengah berupaya menarik investor asing yang berencana merelokasi pabriknya dari Cina. Timnya secara aktif menjalin komunikasi dengan calon investor potensial. Menurut Nurul, tim khusus yang menangani relokasi ini hampir setiap hari mengadakan pertemuan virtual untuk meyakinkan mereka. "Kami dekati terus," tuturnya.

BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang semester I 2020 mencapai Rp 402,6 triliun atau 49,3 persen dari target Rp 817,2 triliun. Angkanya naik 1,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Investasi tersebut menyerap 566.194 tenaga kerja.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan penanaman modal dalam negeri dan asing terhitung seimbang sepanjang semester pertama tahun ini. Realisasi investasi dalam negeri mencapai Rp 207 triliun, sementara realisasi investasi asing sebesar Rp 195,6 triliun.

Secara kuartalan, realisasi investasi justru turun 4,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilainya turun dari Rp 200,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 191,9 triliun tahun ini. "Target kami lebih dari Rp 200 triliun di kuartal kedua, tapi karena Covid-19 jadi sangat berat," kata Bahlil.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, optimistis realisasi investasi pada paruh kedua 2020 akan lebih baik. "Tumbuh moderat," kata dia. Pasalnya, kegiatan ekonomi mulai berjalan kembali. Pemerintah pun tengah mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi nasional serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Iskandar mengatakan investasi di kuartal IV berpotensi tumbuh lebih tinggi dari kuartal III jika Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja mulai diterapkan, dengan catatan tak ada lonjakan angka kasus Covid-19. Dia meyakini aturan itu mampu membuat iklim usaha lebih kondusif.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Shinta Kamdani, menyatakan pengusaha menantikan implementasi RUU Cipta Kerja. "Ini harus dilakukan secepat mungkin agar investasi bisa masuk dan direalisasi cepatnya," kata dia. Dia menyatakan percepatan perlu dilakukan, terutama untuk mengatasi ketertinggalan menggaet relokasi dari Cina. Menurut dia, Thailand dan Vietnam lebih sigap memperbaiki iklim usaha dan investasi negaranya.

CAESAR AKBAR | LARISSA HUDA | YOHANES PASKALIS | VINDRY FLORENTIN

BKPM Percepat Realisasi Investasi

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus