Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memperkirakan investasi pada triwulan pertama 2020 naik 5-6 persen. Dengan pencapaian kuartal I 2019 senilai Rp 195,1 triliun, investasi pada kuartal I 2020 bisa mencapai Rp 206,8 triliun. "Saya punya tiga skenario, yaitu optimistis, moderat, dan pesimistis," kata dia di Jakarta, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahlil enggan mengungkapkan ketiga skenario tersebut, seraya berjanji akan memaparkannya pada akhir bulan ini. Namun dia yakin bahwa investasi masih bisa bertumbuh di tengah kekhawatiran merebaknya wabah virus corona. Menurut Bahlil, ada sejumlah penyebab, yaitu investasi eksisting yang saat ini sudah mencapai 50-60 persen dari target serta investasi mangkrak yang telah diselesaikan oleh BKPM senilai Rp 20 triliun. Tahun ini BKPM memiliki target investasi Rp 886 triliun atau naik 11,7 persen dari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemarin, BKPM meluncurkan Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi atau disingkat Pusat Kopi. Fasilitas ini dibangun sejak Oktober 2019 dengan biaya Rp 24,5 miliar. Dari angka tersebut, Rp 23 miliar dialokasikan untuk membangun sistem dan Rp 1,5 miliar untuk gedung. Menurut Bahlil, Pusat Kopi akan menyajikan data terbaru bagi pelaku pasar yang sedang mengurus perizinan usaha.
Bahlil mengatakan fasilitas ini menjadi salah satu upaya BKPM mendorong kemudahan izin berusaha, dari posisi ke-73 menjadi ke-40. "Perintah Presiden harus naik menjadi 40," kata dia. Di gedung Pusat Kopi terdapat sejumlah layar besar yang berisi berbagai informasi. Salah satunya data perizinan yang sudah masuk ke BKPM.
Bahlil mengklaim saat ini jumlah perizinan yang masuk tetap meningkat. Hingga kemarin, kata dia, jumlah NIB (nomor induk berusaha) sudah mencapai 492, dengan 382 di antaranya merupakan NIB untuk usaha kecil-menengah. Selain itu, tercatat izin usaha sebanyak 1.051 berkas yang terdiri atas 330 izin jasa konstruksi, 520 SIUP (surat izin usaha perdagangan), dan 584 izin operasi. Bahlil pun menilai kegiatan bisnis di Indonesia sejauh ini masih berjalan di tengah ancaman.
Sebelumnya, Bahlil memperkirakan realisasi investasi dari Cina pada semester pertama akan menurun sebagai dampak dari wabah virus corona. Dampaknya, kata dia, akan terjadi pada sektor industri. "Tapi saya tak terlalu khawatir. Jika Maret-April (wabah virus) corona selesai, maka bisa kami pacu ketertinggalan," ujar dia. Bahlil juga optimistis investasi dari negara lain akan meningkat setelah BKPM menggenjot promosi.
Presiden Joko Widodo meminta pertumbuhan ekonomi ditingkatkan lewat investasi. "Karena semua pasar turun, enggak mungkin kita mau menaikkan ekspor. Karena itu, satu-satunya jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hanya investasi," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2020, beberapa waktu lalu. Jokowi mengatakan semua negara berlomba untuk mendatangkan investasi. Semakin banyak arus modal yang masuk, kata dia, peredaran uang akan semakin banyak dan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Jokowi pun yakin potensi investasi bisa mencapai Rp 1.600 triliun. Dia meminta para kepala daerah dan Kepala Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) menyelesaikan persoalan investasi agar potensi tersebut bisa terserap. FAJAR PEBRIANTO | FERY FIRMANSYAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo