Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos BI: Ekonomi RI 2025 Tumbuh 4,8-5,6 Persen, Dipengaruhi Kebijakan Fiskal

Perry Warjiyo mengatakan negara-negara mitra dagang utama RI mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

5 Juni 2024 | 20.24 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubenur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan alias masa pemerintahan Prabowo-Gibran berkisar pada rentang 4,8 hingga 5,6 persen. Hal ini, kata dia, dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pada 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dia menyebut patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen. Pertumbuhan ini disokong oleh konsumsi dan khususnya investasi bangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari berbagai hal itu, kami perkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi kita tahun ini bisa berkisar 4,7 sampai 5,5 persen," kata Perry saat Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Senayan pada Rabu, 5 Juni 2024. 

Untuk proyeksi ke depan, kata dia, perlu upaya khususnya dari sisi fiskal. BI juga akan mendukung dari sisis insentif likuiditas guna mendorong investasi, khususnya manufaktur. 

"Tahun depan kami perkirakan bisa naik 4,8 sampai 5,6 persen didukung peningkatan permintaan domestik, khususnya konsumsi dan investasi. Tentu saja nanti kebijakan fiskal tahun depan akan berpengaruh seberapa jauh pertumbuhan kita antara kisaran 4,8 sampai dengan 5,6 persen," tuturnya.

Kebijakan tersebut, kata dia, baik mengenai defisitnya maupun pilihan-pilihan alokasi anggaran. "Jadi, untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan kami perkirakan adalah 4,8 sampai 5,6 persen."

Ia menyinggung pertumbuhan ekonomi global yang stagnan. Tak hanya itu, negara-negara mitra dagang utama RI juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti Amerika Serikat (AS) dari tahun ini 2,5 menjadi 1,9 persen pada 2025. Lalu Cina juga melambat dari 4,7 ke 4,1 persen. 

"Jepang agak lebih baik, tapi yang menjadi suatu harapan adalah 6,6 persen dari India. Intinya apa? Kondisi pertumbuhan ekonomi global ini tentu saja akan berpengaruh pada sumber-sumber pertumbuhan dari ekspor yang memerlukan kerja keras supaya bisa menjadi pendukung pertumbuhan," kata dia.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus