Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

3 Mei 2024 | 19.50 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun. Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat pada rentang Rp 16.000 hingga Rp 15.800 dalam waktu satu bulan ke depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hari ini, rupiah menguat 102 poin ke level Rp 16.083 per US$. Menurut Perry, penguatan nilai tukar rupiah akan terus berlangsung dari sekarang sampai akhir tahun. Dia merujuk pada data di pasar non-delivery forward luar negeri maupun domestic non-delivery forward di dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam tempo satu bulan ke depan, (nilai tukar rupiah) akan terus menguat mengarah kepada 16 ribu. BI meyakini bahwa nilai tukar rupiah ke depan akan menguat ke Rp 16.000, kemudian ke Rp 15.800," katanya 

Perry mengungkapkan empat alasan mengapa dia yakin kurs rupiah terhadap dolar AS akan terus menguat. 

Pertama, kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) maupun Sekuritas Rupiah BI atau SRBI membuat daya tarik imbal hasil investasi portofolio di Indonesia kembali menarik. 

"Kalau kita bandingkan dengan India, perbedaan yield itu sudah lebih baik dari India, sehingga itu menjadi atraktif," tuturnya.

Kedua, aliran modal asing atau inflow sudah kembali masuk ke RI. Pada pekan keempat April, SRPI sudah kembali masuk sebesar Rp 4,5 triliun. Sementara pada tiga hari pertama Mei, inflow SRBI tercatat Rp 1,58 triliun. 

"Tiga hari pertama pada minggu ke-satu Mei, bahkan SBN (Surat Berharga Negara) yang semula outflow itu sudah inflow. Inflow pada minggu pertama bulan Mei, tiga hari pertama ini totalnya adalah 3,75 triliun."

Alasan ketiga adalah prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menguat. Sebagaimana yang disepakati oleh KSSK, bahwa perekonomian RI akan tumbuh di atas 5 persen tahun ini. 

Terakhir, komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan KSSK. "Kami meyakini stabilitas rupiah itu akan terus menguat ke depan, dipengaruhi oleh empat faktor."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus