Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Garuda Buka Suara Soal Isu CT Ambil Jatah Rights Issue

Garuda akan melaksanakan rights issue pada Desember 2022. Direktur Utama Garuda yakin perseroan bisa mengantongi modal tambahan Rp 14,4 triliun.

20 Oktober 2022 | 21.29 WIB

Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan pengecekan mesin di Pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada haji 1443 H/2022 di Hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 2 Juni 2022. Garuda Indonesia menyiapkan 7 pesawat berbadan lebar sebagai armada haji yang akan mengangkut 47.915 jamaah calon haji dari sembilan dembarkasi seluruh Indonesia seperti Jakarta, Solo, Medan, Padang, Banda Aceh, Makasar, Banjarmasin, Balik Papan, dan Lombok. ANTARA/Muhammad Iqbal
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan pengecekan mesin di Pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada haji 1443 H/2022 di Hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 2 Juni 2022. Garuda Indonesia menyiapkan 7 pesawat berbadan lebar sebagai armada haji yang akan mengangkut 47.915 jamaah calon haji dari sembilan dembarkasi seluruh Indonesia seperti Jakarta, Solo, Medan, Padang, Banda Aceh, Makasar, Banjarmasin, Balik Papan, dan Lombok. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra buka suara mengenai isu keikutsertaan Chairul Tanjung (CT) dalam rights issue pada Desember nanti. CT dikabarkan ikut mangambil jatah rights issue melalui Trans Airways.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Irfan mengaku belum bisa memastikan apakah Trans Airways sebagai pemegang minoritas saham Garuda akan ikut dalam aksi korporasi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mengenai komitmen Trans Airway, kami tidak dalam kapasitas untuk bisa menjawab pemegang saham saat ini mana yang akan meng-exercise rights-nya pada waktu rights issue," ucapnya seusai pemaparan publik secara virtual pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Namun, ia mengungkapkan akan terus berkomunikasi dengan seluruh pemegang saham emiten berkode saham GIAA itu, baik pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Komunikasi itu khususnya untuk mendiskusikan sejumlah simulasi pasca-restrukturisasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang akan terjadi setelah rights issue.

"Jadi kami tidak bisa comfirm itu saat ini," ujar Irfan. 

Meski belum bisa memastikan keikutsertaan para pemegang saham, ia optimistis perseroan dapat mengantongi tambahan modal sebanyak Rp 14,4 triliun dalam rights issue yang akan dilaksanakan pada akhir tahun ini. Terlebih, Garuda akan mendapatkan suntikan modal minimal Rp 7,5 triliun dari pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas melalui penyertaan modal negara (PMN).

"Itu yang bisa kita sesuaikan dengan rencana yang sudah kita canangkan," ucap Irfan. 

Pada Juni lalu, Garuda Indonesia telah memastikan penerbitan saham baru lewat mekanisme rights issue tahap pertama usai mencapai homologasi dengan kreditur dalam voting proposal PKPU. PMN bakal masuk melalui skema rights issue yang rencananya bakal dilaksanakan pada kuartal IV 2022. 

Garuda Indonesia akan melakukan rights issue pada Desember 2022. Rentangan harga pelaksanaan rights issue Garuda Indonesia sebesar Rp 182 sampai dengan Rp 210 per lembar saham. Nilai tersebut merujuk Surat Menteri BUMN Nomor S-654/MBU/10/2022 tanggal 12 Oktober 2022.

Rights issue Garuda Indonesia digadang-gadang akan membuat porsi kepemilikan saham pemerintah naik dari 60,54 persen menjadi 65 persen. Kemudian pada tahap kedua, rights issue akan dilaksanakan sebagai pendanaan dari mitra strategis sehingga kepemilikan saham pemerintah turun menjadi 51 persen.

Perseroan pun akan menerbitkan ekuitas baru melalui penawaran umum terbatas Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan nilai nominal per saham yang ditentukan berdasarkan valuasi oleh penilai independen. 

RIANI SANUSI PUTRI 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus