Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos OJK Beberkan Potensi Dampak Kebijakan Proteksionisme Donald Trump

Ketua Dewan Komisioner OJK menyebut kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat berpotensi memicu perang dagang antarnegara.

13 Desember 2024 | 16.08 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar saat ditemui di acara Peluncuran Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan Mikro 2024-2028 di Hotel Westin Jakarta pada Senin, 25 November 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengantisipasi kemungkinan dampak kebijakan proteksionisme Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar ihwal Trump yang akan mulai menjabat sebagai presiden pada 20 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik serta potensi dampak rencana proteksionisme perdagangan yang akan dijalankan oleh pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik,” kata Mahendra saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan pada Jumat, 13 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia berkata kemenangan Trump dalam pemilihan presiden November lalu berpotensi bakal meningkatkan potensi perang dagang antarnegara. Pasalnya, Trump telah mengancam akan menerapkan tarif sebesar 25 persen pada impor dari mitra dagang terbesarnya Kanada dan Meksiko, serta tarif 60 persen pada impor dari Cina.

Trump juga telah berjanji akan menjatuhkan tarif dagang 100 persen terhadap negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) jika blok tersebut menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang akan menyaingi dolar AS.

“Kemenangan Presiden terpilih Trump dan Partai Republik di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan potensi perang dagang,” ujar Mahendra.

Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara di kawasan Asia, Eropa, serta Timur Tengah dan secara khusus di Ukraina juga meningkatkan risiko geopolitik. Meski demikian, ia menilai kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik daripada ekspektasi. Hal ini ditandai oleh indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik AS yang kembali menguat.

Selain itu, kata dia, kinerja sektor produksi Cina kembali meningkat meskipun tekanan terhadap demand berlanjut, serta indikator ekonomi Eropa juga cenderung membaik.

Secara domestik, Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi 4,95 persen per triwulan III dan pertumbuhan kumulatif sebesar 5,03 persen dari triwulan I sampai dengan III. “Sehingga pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 dapat dipertahankan di atas 5 persen,” kata Mahendra.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga mewanti-wanti potensi dampak dari berbagai kebijakan AS di bawah kepemimpinan Trump. Di masa kepresidenan Trump yang kedua kali ini, Sri Mulyani mengantisipasi kebijakan yang kurang lebih sama, tetapi keseimbangan fiskal AS masih harus dilihat nantinya.

Presiden terpilih itu berjanji akan menerapkan pembatasan yang ketat terhadap imigran, meningkatkan produksi bahan bakar fosil, dan membebankan tarif besar terhadap para mitra dagang terbesar AS. Kebijakan-kebijakan Trump ditakutkan akan memundurkan progres menghambat krisis iklim hingga memicu perang dagang.

“Situasi ini kemudian akan cenderung menyebabkan terjadinya ketegangan yang makin tinggi,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Rabu, 11 Desember 2024.

Menurut dia, Indonesia dan seluruh dunia harus mengantisipasi terjadinya hambatan perdagangan, harga komoditas tidak stabil karena adanya guncangan rantai pasokan, hingga tren dolar AS menguat. “Dan juga kita harus mengantisipasi tekanan terhadap aliran modal yang akan kembali ke Amerika Serikat,” tutur Sri Mulyani.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus