Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Pertamina Ancam Tutup SPBU Nakal yang Jual Solar Subsidi ke Industri Besar

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan akan menindak SPBU yang menjual solar bersubsidi ke industri besar.

28 Maret 2022 | 19.29 WIB

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, duduk di peringkat ke-27 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes 2021. Disebut Forbes, Nicke dinilai memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan BUMN tersebut. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, duduk di peringkat ke-27 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes 2021. Disebut Forbes, Nicke dinilai memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan BUMN tersebut. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan perseroan akan menindak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual solar bersubsidi ke industri besar. Kebocoran ini menyebabkan penyaluran bahan bakar bersubsidi tak tepat sasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sanksi pertama, kami tidak suplai lagi BBM bersubsidi. Sanksi lebih berat lagi (kami akan) tutup,” tutur Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin, 28 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertamina bekerja sama dengan pihak kepolisian mencermati dugaan pelanggaran penyaluran BBM solar bersubsidi di tingkat SPBU. Berdasarkan penyisiran di lapangan, Pertamina menemukan bahan bakar ini dijual bocor ke industri besar, seperti kelapa sawit dan pertambangan.

Padahal sesuai Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021, subsidi diperuntukkan bagi angkutan retail, seperti UMKM dan produk pertanian. Jumlah solar bersubsidi sesuai kuota mencapai 14 juta kiloliter atau 93 persen dari total stok yang dikeluarkan Pertamina.

“Komposisi untuk retail paling besar. Pengangkutan barang-barang UMKM, petani, 14 juta kiloliter. Sedangkan untuk industri 0,9 juta (kiloliter). Tapi yang terjadi mixed up. Ini yang diperlukan, harus ada detail (aturan) agar menjadi referensi untuk pelaksanaan di lapangan,” tutur Nicke.

Untuk mengantisipasi kebocoran tersebut, Pertamina memantau data penjualan BBM subsidi melalui aplikasi khusus SPBU. Perusahaan minyak negara juga mengadakan focus group discussion (FGD) untuk mengkoordinasikan kebijakan di tiap wilayah.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung meminta Pertamina lebih tegas mencabut izin-izin SPBU bandel. Ia khawatir penyaluran subsidi yang tidak sesuai sasaran akan memperparah hambatan distribusi solar.

“Harus ditertibkan SPBU yang nakal. Ini publik bisa mendengar,” kata Martin.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus