Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bosan Jadi Kang Pisang, Kaesang Pangarep Mau Sapaan Kang Kopi

Anak Joko Widodo, Kaesang Pangarep merasa bosan dipanggil Kang Pisang. Ia pun membuka usaha kopi dan minta dipanggil menjadi Kang Kopi.

18 Mei 2019 | 20.47 WIB

Putera bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep melayani para pelanggannya saat peresmian gerai Sang Pisang di Surabaya, Jawa Timur, 24 Maret 2018. Gerai tersebut merupakan gerai Sang Pisang pertama di Surabaya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Perbesar
Putera bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep melayani para pelanggannya saat peresmian gerai Sang Pisang di Surabaya, Jawa Timur, 24 Maret 2018. Gerai tersebut merupakan gerai Sang Pisang pertama di Surabaya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bosan dengan julukan Kang Pisang, anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep pun mencoba hadir dengan sapaan baru, yaitu Kang Kopi. Sapaan itu berawal dari bisnis barunya, Ternakopi. Usaha yang baru dirintisnya pada 6 April 2019 itu rupanya dipilih karena kesukaan Kaesang pada kopi. Menurut pengakuannya, setiap hari ia pasti meneguk segelas kopi.

Baca: Sang Pisang Dipakai Pedagang Lain, Kaesang Didukung Warganet

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kalau pecinta enggak. Tapi memang konsumsi saja setiap hari,” katanya saat ditemui dalam pembukaan gerai Ternakopi di Mall of Indonesia, Jakarta pada 18 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain karena senang minum kopi, Kaesang juga mengaku bahwa dirinya ingin mengikuti jaman. Terlebih, dengan banyaknya kedai kopi yang mulai hadir di Indonesia. Untuk itu, ia bahkan rela mengikuti kelas untuk meracik kopi. “Saya belajar jadi barista di salah satu sekolah dua tahun lalu. Jadi butuh satu tahun untuk jadikan ini (Ternakopi),” katanya.

Untuk teknik pembuatan kopi di kedainya, adik Gibran Rakabuming itu memilih cold brew atau metode merendam bubuk kopi selama beberapa jam. Sedangkan untuk biji kopinya sendiri, diambil dari Pulau Jawa. “Dia enggak terlalu asam jadi enggak merusak lambung dan rasanya lebih khas juga,” katanya.

Dari sepuluh varian rasa yang dibuatnya, Kaesang mengatakan bahwa ia beserta dengan ayah dan kakaknya paling menyukai kopi gula Jawa. Meski demikian, ia tidak mengungkapkan alasan jelasnya. “Saya, bapak sama mas Gibran sukanya kopi gula Jawa. Ya suka saja. Itu produk pertama saya,” katanya.

Baca: Ketika Kaesang Protes Nama Sang Pisang Dipakai Pedagang Lain

Kini, sudah tujuh gerai kopi yang dibukanya. Ia pun berharap bahwa hingga akhir tahun 2019, kopi yang dikemas dalam bentuk botol itu dapat dijual pada 100 toko kopi di seluruh Indonesia. “Semoga tahun ini 100 gerai. Mas Gibran malah mintanya 10.000,” katanya sembari bergurau.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus