Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) belum mengambil keputusan ihwal kebijakan diskon tarif tol mudik Lebaran 2023. Terakhir, BPJT memberlakukan diskon tarif tol mudik lebaran 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya konfirmasi ke rekan-rekan (BPJT), saat ini belum ada keputusan dan masih dalam kajian," kata Anggota BPJT Unsur Akademisi, Eka Pria Anas, ketika dikonfirmasi Tempo, Rabu, 5 April 2023. "Mungkin minggu depan kalau sudah ada keputusan, akan diumumkan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, pemberlakuan diskon tarif tol mudik Lebaran perlu dilakukan. Sebab, kebijakan ini bisa mendorong distribusi lalu lintas di jalan tol. Dengan begitu, penumpukan volume kendaraan bisa diminimalisir untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan.
"Dengan catatan, diskon diberlakukan sebelum masa puncak (arus mudik). Misalnya, tanggal 16 sampai 18 April," kata Djoko kepada Tempo, Rabu, 5 April 2023.
Diskon tarif tol mudik Lebaran pun, menurut Djoko, tidak perlu dalam nominal besar. "Bisa, 10 persen," ujar dia.
Terlepas dari pemberian diskon tarif tol mudik Lebaran, sebelumnya Djoko sempat mengatakan perlunya memilih jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di jalan tol. Dia berujar, masyarakat perlu menggunakan jalan arteri, seperti jalur pantura dan pansela Jawa. Menurutnya, jalur arteri pantura Jawa relatif lebih lancar ketimbang jalan tol.
Pasalnya, berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan, jalur Tol Trans Jawa diperkirakan menjadi jalur favorit. Setidaknya, ada 9,2 juta orang yang akan melintasi jalan bebas hambatan itu selama arus mudik Lebaran 2023.
“Perjalanan melewati jalan tos tidak selalu lebih lancar. Pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol,” ujar Djoko melalui keterangan tertulis Rabu, 22 Maret 2023.
Selama ini, menurut Djoko, pemudik cenderung memandang akses tol lebih cepat. Walhasil, sebagian besar dari mereka memilih jalur tersebut, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat. Di sisi lain, rest area di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan karena sejumlah rest area disediakan untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada masa mudik lebaran, arus lalu lintas kendaraan yang melintas di tol mengalami peningkatan.
Djoko pun mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di rest area, seperti toilet. Selain itu, pemerintah perlu menambah rest area di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol. Dengan begitu, bahu tol tidak lagi dimanfaatkan untuk beristirahat dan memicu kemacetan.
Selanjutnya: Kemenhub Prediksi Pergerakan 123,8 Juta Orang ...
Kemenhub Prediksi Pergerakan 123,8 Juta Orang
Kementerian Perhubungan memprediksi pergerakan masyarakat selama Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang. Angka tersebut meningkat 14,2 persen dibanding pergerakan masyarakat di lebaran tahun lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
“Kita memasuki masa pra-endemi atau mendekati normal pasca-pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu,” kata Budi Karya pada Selasa, 7 Maret 2023.
Berdasarkan hasil survei kementeriannya, pergerakan masyarakat saat lebaran nanti didominasi dari Pulau Jawa sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang. Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak yakni Jawa Timur sebanyak 21,2 juta orang; Jawa Tengah sebanyak 18,7 juta orang; Jabodetabek sebanyak 18,3 juta orang; Jawa Barat 14,9 juta orang; dan Sumatera Utara sebanyak 4,4 juta orang.
Sementara itu, daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi yaitu, pertama, Jawa Tengah sebanyak 32,75 juta orang; Jawa Timur 24, 6 juta orang; Jawa Barat 20,72 juta orang; Jabodetabek 8,07 juta orang; dan Yogyakarta 5,9 juta orang.
Puncak arus mudik, kata Budi Karya, diperkirakan terjadi pada Jumat, 21 April 2023. Pihaknya memprediksi terjadi pergerakan 17,7 juta orang. "Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 atau 19 April 2023," ujar dia. Sementara arus balik diprediksi terjadi pada 25 hingga 26 April 2023.
Ihwal pemilihan moda transportasi, moda darat diprediksi menjadi pilihan paling dominan. Setidaknya akan ada penggunaan mobil pribadi oleh 27,32 juta orang; sepeda motor 25,13 juta orang; bus 22,77 juta orang; kereta api antarkota 11,47 juta orang; dan mobil sewa sebanyak 9,53 juta orang.
Budi Karya pun mengatakan penanganan arus mudik tahun ini akan sangat menantang. Karena itu, kementeriannya menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun. Termasuk dengan mengevaluasi penyelenggaraan mudik, Natal, dan tahun baru sebelumnya. "Kami bersama para pemangku kepentingan menyiapkan antisipasi, berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lain agar mudik berjalan selamat, aman, dan terkendali," ucapnya.
Baca juga: Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Menteri PUPR: Stadion Siap untuk Piala Dunia U-17
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.