Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah menyiapkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap gabah dan beras petani pada panen raya ini. Panen raya tersebut diperkirakan dimulai pada pertengahan Februari dengan puncak panen di bulan Maret dan April.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah memberikan fleksibilitas kepada Bulog terkait dengan harga pembelian gabah petani. "Harganya pemerintah memberikan fleksibilitas kepada Bulog, jangan sampai Bulog tidak bisa membeli gabah petani karena harganya tidak sesuai," kata Darmin, di gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin, 15 Januari 2018. Fleksibilitas harga tersebut dituangkan sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 dan Permentan Nomor 71 tahun 2015.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, sembari menghadapi panen, Darmin juga mengatakan pemerintah menugasi Bulog meneruskan operasi pasar dan pelaksanaan rastra serta meningkatkan jumlah dan jangkauannya berdasarkan stok yang masih ada. Darmin menilai langkah itu juga untuk memulihkan harga pasar beras.
"Pelaksanaannya mulai sekarang, dan itu terus dilakukan sampai panen jumlahnya sudah mulai memenuhi kebutuhan," kata Darmin.
Menurut dia, operasi pasar ini akan berlangsung hingga akhir Februari. Jika harga pasar telah pulih, pemerintah akan mengurangi atau menghentikan operasi pasar.
Darmin memastikan pemerintah menugasi Bulog untuk melakukan impor beras hingga 500 ribu ton sesuai dengan mandat Perpres Nomor 48 Tahun 2016 untuk stabilisasi harga beras, menjaga ketersediaan beras, dan meningkatkan cadangan beras.
"Dengan demikian, impor yang tadinya direncanakan akan didasari Permendag dialihkan, diubah, menjadi impor beras melalui Bulog," ujarnya.