Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta bank-bank pelat merah untuk mempercepat transmisi penurunan suku bunga kredit, di tengah situasi perlambatan ekonomi domestik akibat wabah virus corona. "Kami ingin memastikan bank-bank BUMN segera menurunkan suku bunganya secara bertahap," ujar Erick, akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erick menuturkan tekanan perekonomian membuat pelaku usaha kesulitan mengembangkan usaha, khususnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tak hanya pembiayaan baru, Erick juga menginstruksikan bank BUMN untuk melonggarkan kredit terhadap debitor existing yang terkena dampak wabah Covid-19. "Misalnya pelaku usaha perhotelan, restoran, pariwisata, dan penerbangan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merespons hal tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan saat ini perseroan tengah mengevaluasi potensi besaran penurunan bunga kredit. Terlebih, nasabah BRI didominasi oleh pelaku UMKM. "Kami berharap strategi penurunan ini dapat membantu nasabah dalam menghadapi kesulitan perlambatan ekonomi," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo. Sejumlah sektor, menurut Haru, masih memiliki prospek positif, di antaranya pertanian, perdagangan, dan kesehatan.
Komitmen yang sama juga disampaikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menuturkan tak hanya soal suku bunga, perseroan juga akan memberikan pelonggaran berupa kemudahan proses pemberian kredit untuk UMKM. "Ini berlaku baik untuk kredit baru maupun tambahan atas fasilitas kredit yang dimiliki, yaitu dengan menggunakan layanan electronic banking," kata Rully.
UMKM yang meminta penambahan fasilitas kredit hingga 20 persen tidak disyaratkan menyertakan agunan tambahan. "Kebijakan ini diberikan terutama untuk segmen mikro," tutur Rully. Perseroan juga turut memudahkan proses perpanjangan masa laku fasilitas kredit selama enam bulan dengan memberikan keringanan biaya provisi dan administrasi. Hingga Februari 2020, Bank Mandiri telah memiliki portofolio kredit segmen UMKM sebesar Rp 103 triliun atau tumbuh 10,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Proses penurunan suku bunga kredit perbankan yang masih berjalan lamban ini menjadi perhatian Bank Indonesia. Sejak akhir Juni 2019, rata-rata tertimbang suku bunga kredit modal kerja, misalnya, tercatat baru turun 35 basis point menjadi 10,07 persen pada Februari 2020. Padahal, sejak Juni 2019 hingga Maret 2020, bank sentral telah memangkas suku bunga acuan hingga 150 basis point, dari 6,00 persen menjadi 4,50 persen.
"Transmisi penurunan suku bunga acuan ke pasar sudah berjalan dengan baik, namun untuk suku bunga kredit masih kurang," ucap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Perry menuturkan Bank Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar kalangan perbankan mempercepat penurunan suku bunga kreditnya.
Meski demikian, menurut Perry, suku bunga rendah di satu sisi memang tidak serta-merta menjamin akan melesatnya pertumbuhan kredit. "Karena kredit bank dipengaruhi dua aspek, yaitu penawaran kredit dari bank dan permintaan dari dunia usaha dan rumah tangga," ujarnya. "Kami pastikan penawaran bank akan terus dilakukan dan bisa lebih tinggi, diikuti dengan likuiditas yang longgar."
Berdasarkan pantauan bank sentral, permintaan kredit menunjukkan pelemahan sejalan dengan penurunan kinerja perekonomian. "Apalagi di jangka pendek ini terjadi gangguan distribusi pasokan ekspor dan impor, yang mempengaruhi permintaan kredit," kata Perry.
Hingga Januari lalu, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit hanya tumbuh 6,80 persen. Adapun secara keseluruhan tahun ini pertumbuhan kredit diproyeksi berada pada 6-8 persen, menurun dibanding proyeksi sebelumnya, yakni 9-11 persen. VINDRY FLORENTIN | GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo