Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, melihat kurangnya empati dari pihak PT Pertamina (Persero) atas kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Dia meminta, sebagai bentuk tanggung jawab Direktur Utama atau Dirut Pertamina Nicke Widyawati harus mundur dari jabatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Atau Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) harus mencopot Dirut Pertamina. Karena 17 nyawa ini, saya kira ini tragedi kemanusiaan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap 17 nyawa tadi? Ya saya kita Dirut Pertamina sebagai pucuk pimpinan dari Pertamina,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Sabtu 4 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fahmy mengaku sangat prihatin, karena sejak tadi malam kejadian kebakaran, pihak Pertamina tidak muncul. Justru yang muncul adalah Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. “Tapi Dirut Pertamina tidak ada,” kata dia.
Bahkan pagi tadi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan peninjauan pun, pihak Pertamina tidak ada. Fahmy menilai, hal itu menunjukan bahwa Pertamina tidak punya empati untuk menangani korban akibat kebakaran yang terjadi.
“Hanya mementingkan bahwa pasokan tidak terganggu. Saya kira enggak pas juga,” tutur Fahmy.
Fahmy menilai merupakan kebakaran itu merupakan insiden yang paling dahsyat. Karena merenggut nyawa sebanyak 17 orang meninggal dan 50 orang yang luka-luka. Dia juga menilai bahwa kejadian yang berulang ini membuktikan bahwa Pertamina tidak menerapkan sistem tata kelola pengamanannya.
“Itu tidak sesuai dengan standar internasional (sistem keamanannya). Karena aset yang strategis dan berisiko tinggi seperti kilang dan depo itu mustinya memiliki pengamanan yang sangat ketat. Dan harusnya zero acctident,” kata Fahmy.
Namun, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meminta maaf atas kebakaran pipa bahan bakar minyak (BBM) di Depo Plumpang, Jakarta Utara, Jumat malam. Selain meminta maaf dan mengucapkan keprihatinannya, dia juga mengatakan Pertamina akan menangani kejadian tersebut dengan kerja sama berbagai pihak.
"Pertamina akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat terdampak," kata Nicke lewat keterangan tertulis semalam.
Selain itu, pihaknya akan menginvestigasi kejadian tersebut melalui tim gabungan yang dibentuk dengan PT Pertamina Patra Niaga dan fungsi terkait. “Kami akan melakukan evaluasi dan merefleksi menyeluruh di internal demi menghindari kejadian serupa terulang," ujar Nicke.
Dia juga menjelaskan, Pertamina memastikan pasokan BBM tetap aman dengan back up supply dari terminal terdekat, yaitu TBBM Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, dan TBBM Ujung Berung. Dia juga menjelaskan, Pertamina memastikan pasokan BBM tetap aman dengan back up supply dari terminal terdekat, yaitu TBBM Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, dan TBBM Ujung Berung.
Kejadian itu memakan korban jiwa sudah mencapai 17 orang, yang terdiri dari 15 dewasa dan 2 anak-anak yang berada di tempat yang berbeda. Delapan korban di RSUD Tugu Koja dan dua di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Tujuh korban yang sempat ditempatkan di Koramil, telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati pukul 00.06 WIB.
Sementara jumlah korban luka akibat kebakaran di Depo Plumpang tersebut mencapai 50 orang, yang terdiri dari 49 dewasa dan 1 anak-anak. Para korban kini berada di berbagai lokasi seperti RS Mulyasari, RS Tugu, hingga RS Pelabuhan.
MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.