Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
ICDX akan meluncurkan kontrak produk karet dan transaksi emas secara digital.
Bursa komoditas mendapat mandat menyelenggarakan pasar fisik emas digital.
Pasar produk karet ditopang kenaikan harga minyak dan pertumbuhan pasar kendaraan.
JAKARTA – Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) optimistis transaksi perdagangan bursa komoditas tahun ini akan meningkat. Vice President of Research and Development ICDX, Isa Djohari, mengatakan salah satu penopang transaksi itu adalah peluncuran kontrak produk karet yang nantinya ditransaksikan sebagai produk turunan dari karet alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Isa, karet sangat menjanjikan karena pergerakan harganya banyak dipengaruhi oleh minyak bumi. Jika harga minyak bumi tinggi, harga karet sintetis akan naik. “Selain itu, karena 70 persen karet dunia digunakan untuk manufaktur ban kendaraan, pergerakan sektor otomotif akan mempengaruhi harganya,” ujar dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja melakukan proses pengemasan hasil produksi karet di Kuburaya, Kalimantan Barat. TEMPO/Imam Sukamto
Tahun ini ICDX juga akan mendorong transaksi emas secara digital. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), ICDX mendapat mandat menyelenggarakan pasar fisik emas digital. “Emas banyak diminati karena fungsinya sebagai safe haven,” kata Isa.
Berdasarkan izin Bappebti, pedagang dan nasabah akan sama-sama dapat memastikan transaksi emas. Mekanisme untuk perdagangan fisik emas digital ini terbagi dalam dua jenis, yaitu penyepadanan di dalam bursa dan di luar bursa. Perbedaannya, kata Isa, ada pada matching transaksi.
Jika di luar bursa, transaksi terjadi di penyedia platform perdagangan emas. Sementara itu, untuk mekanisme di dalam bursa, permintaan beli dan jual akan masuk melalui perantara serta ditemukan melalui bursa. “Lalu masuk lembaga kliring dan dilaporkan kepada Bappebti,” ujar Isa.
Sepanjang tahun lalu ICDX mencatatkan nilai transaksi perdagangan berjangka komoditas Rp 6.900 triliun, dengan pertumbuhan transaksi multilateral sebesar 54,5 persen. Pertumbuhan itu didorong oleh transaksi kontrak-kontrak berukuran mini dan mikro yang tergabung dalam produk derivatif multilateral emas, minyak mentah, serta valuta asing.
Petugas menghitung pecahan 100 dolar Amerika di tempat penukaran valuta asing, Blok M, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Direktur ICDX, Nursalam, mengatakan, seiring dengan tren harga komoditas yang menanjak, realisasi transaksi perdagangan berjangka komoditas bakal naik dua kali lipat pada tahun ini. “Ini adalah tahun pemulihan dan akselerasi,” katanya. Guna mencapai target tersebut, ICDX telah memiliki sejumlah kontrak perdagangan berjangka komoditas multilateral.
Vice President of Membership ICDX, Yohanes F. Silaen, mengatakan telah menyiapkan sejumlah rencana strategis, termasuk menambah jumlah pialang dan pedagang yang ada di dalam ekosistem ICDX. Tahun ini, ICDX akan meluncurkan 20 kontrak baru, salah satunya kontrak karet. “Sedangkan untuk pasar fisik emas digital, kami menargetkan akan ada lima pedagang yang terdaftar pada semester pertama 2022.”
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pasar fisik emas berpotensi mendongkrak transaksi bursa komoditas tahun ini. Transaksi emas secara digital memiliki prospek yang menjanjikan bagi investor. “Emas digital lebih menguntungkan karena lebih aman dibandingkan dengan emas fisik,” ucapnya. Menurut Ibrahim, investasi logam mulia ini bakal semakin diminati seiring dengan kemudahan transaksinya.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo