Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecepatan menjadi kunci utama dalam bisnis logistik, terlebih di era perkembangan industri e-commerce dan marketplace yang semakin pesat. Penyedia layanan e-commerce dan marketplace pun berlomba-lomba mendirikan unit usaha logistik yang dapat mendukung kecepatan dan ketepatan pengiriman hingga ke tangan konsumen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendirian unit usaha logistik oleh perusahaan e-commerce juga dipandang tak hanya akan menguntungkan secara internal. Sebab, unit usaha ini juga dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan konsumen korporasi maupun para pemilik toko daring. Salah satu perusahaan logistik yang menyediakan layanan tersebut adalah PT Jaya Ekspress Transindo atau JDL Express Indonesia yang terafiliasi dengan JD.ID dan JD Logistics.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chief Executive Officer JDL Express Indonesia, Barry Lim, menuturkan sejak berdiri pada 2015, hingga kini perusahaan telah memiliki 11 gudang di seluruh Indonesia, lebih dari 250 drop point, serta lebih dari 3.000 kurir terlatih. “Kami ingin bisa menjadi partner logistik yang andal dan tepercaya di Indonesia,” ujarnya dalam wawancara khusus bersama Tempo.
Seperti apa solusi yang diberikan JDL Express, bagaimana tantangan yang dihadapi, berikut ini petikan wawancara Tempo dengan Barry pada 25 Agustus lalu di Kantor JDL Express di Jakarta.
Bagaimana awal mula JDL meniti bisnis di bidang logistik?
Kami mulai pada 2015 dengan nama J-Express (JX Indonesia) dengan tujuh kurir dan 100 paket per hari. Lalu, pada 2016, kami mulai memberikan layanan gudang dengan pengiriman harian mencapai 2.000 paket dan menambah drop point hingga 60 titik di seluruh Indonesia.
Setahun kemudian, kami fokus ke pengiriman e-commerce, yaitu untuk JD.ID dan Berrybenka. Lalu kami mengembangkan sistem logistik seperti fresh delivery, same-day delivery, hingga bulk delivery. Pengembangan dan penguatan internal terus kami lakukan, sambil terus memperluas segmen pasar penjual online dengan layanan seluruh segmen rantai e-commerce bersama sister company kami, yaitu JD.ID. Pada 2022, barulah kami rebranding menjadi JDL Express Indonesia.
Mengapa perusahaan merasa perlu melakukan rebranding?
Rebranding ini bertujuan memperkuat posisi sebagai perusahaan penyedia logistik yang berafiliasi dengan JD.ID dan JD Logistics, dari perusahaan lokal menjadi perusahaan yang mengglobal. Dengan dukungan kedua perusahaan tersebut, kami bisa menjadi partner logistik yang tepercaya dan mampu diandalkan di Indonesia melalui layanan yang holistik, baik korporasi maupun pemilik bisnis online.
Solusi logistik apa saja yang ditawarkan JDL?
Mulai dari pengiriman reguler atau last mile delivery, fulfillment, hingga tailor-made service untuk memenuhi kebutuhan logistik bisnis perusahaan.
Siapa saja yang menjadi mitra JDL? Seperti apa contoh penggunaannya?
Kami melayani kebutuhan logistik untuk JD.ID dan berbagai macam perusahaan. Contoh mitra kami adalah Kanmo Group yang terafiliasi dengan Mothercare, ELC, kebutuhan ibu dan bayi. Mereka menggunakan jasa kami untuk pengiriman produk ke outlet-nya, lalu melakukan pengiriman langsung dari web store mereka ke konsumen. Mereka juga menggunakan layanan fulfillment kami. Selain itu, kami melayani Zalora untuk Zalora Retail dan Zalora Marketplace.
CEO PT Jaya Ekspress Transindo atau JDL Express Indonesia, Barry Lim, bersama sejumlah karyawan di kantor JDL Express, Jakarta, 25 Agustus 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bagaimana tren bisnis logistik saat ini?
Permintaan untuk pengiriman kami secara tahunan tumbuh 40 persen dan terus bertambah. Adapun untuk sektornya, kami fokus ke corporate untuk one-stop solution, e-commerce, beauty product, fashion apparel, dan healthcare.
Bagaimana upaya JDL mengefisienkan aktivitas bisnis perusahaan dengan pemanfaatan teknologi?
Dari sisi eksternal, kami menyediakan situs Internet, aplikasi ponsel, hingga seller dashboard. Hal ini memudahkan penjual melakukan transaksi, tracking paket, permintaan penjemputan paket, serta dedicated customer service, dan dari sini kami bisa melahirkan inovasi seperti daily COD atau cash on delivery, dan COD ongkir.
Berikutnya, untuk segmen komersial kami akan mengembangkan layanan drop off. Yang saat ini hadir adalah drop off point di Pasar Tanah Abang dan dan pop-up drop off untuk melayani acara berskala nasional.
Selama meniti bisnis logistik ini, apa tantangan dan kendala yang dihadapi?
Tantangannya adalah bagaimana kami bisa melakukan efisiensi biaya pengiriman dalam menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Saat ini kami memiliki 11 gudang yang tersebar, lebih dari 250 titik drop point, dan lebih dari 3.000 kurir.
Bagaimana kinerja bisnis JDL selama pandemi?
Kinerja kami terus bertumbuh, sekitar 40-50 persen.
Menurut Anda, seperti apa potensi bisnis jasa logistik di Indonesia?
Kalau bicara potensi di tengah ancaman kondisi makroekonomi, hari ini kami fokus ke one-stop solution di segmen korporat. Artinya, seluruh korporasi membutuhkan jasa logistik, dari dokumen, produk, support marketing, dan untuk melayani kebutuhan distribusi.
Seperti apa rencana bisnis JDL ke depan agar terus berkelanjutan?
Kami akan terus menambah gudang untuk memperkuat service fulfillment dan one-stop solution. Adapun yang sudah kami mulai di tahun ini adalah COD daily dengan fee 1 persen dan COD ongkir. Terakhir, harapan kami ke depannya agar kami bisa lebih lincah memenuhi kebutuhan market yang terus bergerak.
BARRY LIM
Pendidikan
Sarjana Teknik dari Universitas Tarumanegara
Karier
2021-sekarang, CEO JDL Express Indonesia
2019-2021, Regional Head JD.ID
2018-2019, VP Sortation Lazada Express
2014-2018, Country Operation Director TNT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo