Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menceritakan pengalamannya saat menerima bintang jasa "The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star" oleh Kaisar Jepang Naruhito pada Rabu kemarin, 8 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 118 peserta yang menerima bintang jasa, Basuki adalah salah satu di antaranya. "Setelah Yang Mulia turun dari podium, beliau langsung menuju saya," ujar Basuki usai menerima anugerah tersebut di Tokyo, Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Protokol di Jepang sangat ketat. Kita tidak boleh bicara dan menyalami kaisar. Tapi, beliau menyalami duluan dan menyampaikan ‘Nice to see you again’. Beliau masih ingat dengan saya,” tutur Basuki.
Dalam perbincangan singkat itu, Basuki sempat menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Naruhito, yang menyampaikan salam kembali. Basuki, mewakili Jokowi, lalu mengundang kaisar untuk menghadiri World Water Forum ke-10 yang akan diadakan di Bali pada 2024. Naruhito diketahui memiliki perhatian khusus terhadap isu air.
“Setelah menyapa saya, beliau jalan terus (dan) enggak menyapa siapa-siapa lagi,” ujar Basuki.
Ia menangkap yang dilakukan Kaisar Naruhito menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Jepang sangat spesial. Pasalnya, Indonesia adalah negara pertama yang dikunjungi Naruhito setelah dinobatkan sebagai kaisar pada 1 Mei 2019.
Dalam kunjungan pertengahan Juni lalu, Basuki ditugaskan untuk mendampingi Naruhito karena dinilai memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai air dan infrastruktur.
Adapun Basuki dianugerahi bintang jasa "The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star" tersebut karena dinilai berkontribusi dalam kerja sama kedua negara dalam pembangunan infrastruktur dasar, termasuk jalan dan sungai.
Pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dari proyek pengendalian erosi gunung berapi (Sabo) di Gunung Merapi, Yogyakarta, menjadi masukan penting bagi proyek Sabo di Pulau Sakurajima dan Gunung Unzen Fugen-dake di Jepang. Sebab, proyek itu dianggap telah memberikan kontribusi besar bagi pengembangan pencegahan bencana gunung berapi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Jepang.
Selanjutnya: Selain Basuki Hadjimuljono, Mantan Menteri Luar Negeri ...
Selain Basuki Hadjimuljono, Mantan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda juga dianugerahi bintang jasa oleh Kaisar Naruhito. Ia menerima bintang jasa "Grand Cordon of the Order of the Rising Sun".
Hassan yang menjabat sebagai Menlu dalam pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berkontribusi dalam kemitraan strategis antara Indonesia dan Jepang.
“Sebetulnya dengan kemitraan strategis, kita meletakkan dasar fondasi yang kuat, membangun kesepakatan politik tingkat tinggi untuk memperluas dan memperdalam hubungan Indonesia-Jepang,” tuturnya.
Dalam upaya diplomasi pun, kata Hassan, seperti layaknya orkestra yang melibatkan banyak pemain, bukan upaya pribadi. “Penghargaan ini bukan hanya usaha pribadi sebab diplomasi seperti orkestra di mana ada satu kegiatan bersama dan penghargaan ini berarti penghargaan untuk semua dan pemain dalam diplomasi kita sejauh ini oleh pemerintah Jepang sendiri dinilai terjadi peningkatan,” ucapnya.
Hassan menyebutkan, saat itu hanya ada dua yang menerima Grand Cordon of the Order of the Rising Sun. "Ketika selesai sambutan, beliau menuju ke barisan. Walaupun saat briefing yang mendapatkan penghargaan tidak boleh menyalami dan berbicara, tapi hari ini justru berbicara dan menyalami. Kami berbicara agak panjang."
Lebih jauh, Hassan mengatakan akan terus aktif memajukan kerja sama Indonesia-Jepang melalui kegiatan keilmuan di berbagai kampus. “Saya akan tetap mendorong memajukan kerja sama melalui pandangan akademis dan pengalaman saya sebagai menlu sebab sekarang terjadi pergeseran geopolitik,” katanya.
Hassan menilai pergeseran geopolitik dari Eropa ke Asia Pasifik saat ini menuntut peningkatan kerja sama di negara-negara kawasan itu, termasuk dengan Jepang. “Tentunya, semakin diperlukan kerja sama Asia Timur Utara, baik melalui bilateral Indonesia dengan Jepang, maupun regional dengan Cina, Korea,” ucap Hassan.
Tokoh Indonesia ketiga yang mendapat penghargaan bintang jasa dari Pemerintah Jepang adalah Djodjok Soepardjo. Guru Besar Universitas Negeri Surabaya ini menerima bintang jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon karena dianggap berkontribusi bagi peningkatan pertukaran akademik dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.
ANTARA