Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange, Stephanus Paulus Lumintang: Sebagian Investor Beralih ke Kripto

Di tengah gonjang-ganjing pandemi Covid-19, mata uang kripto diakui sebagai subyek komoditas. Bursa berjangka juga sedang menyiapkan pasar fisik emas digital. 

16 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Harga emas diprediksi masih bergerak fluktuatif sampai akhir tahun ini.

  • JFX sedang menyiapkan pasar fisik emas digital. 

  • Bursa kripto akan diluncurkan pada semester ini.

Pandemi Covid-19 membuat perdagangan di bursa komoditas gonjang-ganjing. Namun di tengah pandemi pula lahir era baru perdagangan berjangka dengan diakuinya mata uang kripto sebagai subyek komoditas oleh Kementerian Perdagangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang, mengungkapkan terjadi pergeseran instrumen investasi dari komoditas konvensional, seperti emas, minyak sawit mentah (CPO), dan batu bara ke instrumen kripto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Investor melakukan substitusi (portofolio) investasi ke kripto, khususnya dari komoditas yang tengah terkoreksi,” ujarnya. Bagaimana proyeksi bursa komoditas dan peluang instrumen kripto, Paulus menjelaskan dalam wawancara bersama wartawan Koran Tempo, Ghoida Rahmah, pada Juli lalu.

Bagaimana tren harga komoditas pada tahun ini?

Harga komoditas beberapa kali turun. Ada pula yang positif terus. Berfluktuasi. Contohnya harga batu bara yang naik terus dan bahkan menyentuh kinerja positif terbaiknya dalam beberapa tahun belakangan. Harga minyak sawit mentah (CPO) juga sempat mencapai harga terbaik dalam satu dekade, walau sudah turun kembali. Sedangkan harga emas relatif turun. Kami memperkirakan (harga emas) masih akan bergerak fluktuatif sampai akhir tahun ini.

Ada beberapa komoditas yang harganya kami perkirakan akan terkoreksi, misalnya CPO dan turunannya. Komoditas yang kemungkinan bergerak positif adalah minyak mentah dan emas dunia. Tapi, memang, pergerakannya tidak akan terlalu fantastis, alias masih terukur.

Apakah tren harga tadi mempengaruhi kegiatan perdagangan di bursa komoditas?

Trennya tetap positif meski pada masa pandemi ini ada hal-hal yang menjadi pertimbangan investor, seperti substitusi investasi, khususnya dari komoditas-komoditas yang terkoreksi. Mereka bergeser ke kripto. Meski memang berbeda antara market trading futures dan spot market, investor menggunakan peluang ini. Penurunannya (jumlah investor) 10-15 persen. Tapi pengaruh dari peralihan tersebut tidak sebesar yang terjadi di bursa efek.

Apa upaya bursa untuk meningkatkan transaksi?

Kami sedang menyiapkan kontrak-kontrak lain yang sesuai dengan keadaan pasar dan harapan pelaku pasar. Memang diperkirakan belum ada kontrak yang benar-benar baru pada 2021. Namun ada satu hal yang bisa menambah variasi, yaitu pasar fisik emas digital.

Ada kemungkinan pada semester II ini (pasar fisik emas digital) siap dipasarkan dengan target pasar dan segmentasi yang berbeda. Pada komoditas emas digital ini nanti, masyarakat bisa berinvestasi dan saldo rupiahnya langsung terkonversi menjadi gram. Produk ini diprediksi sangat menarik dan besar kemungkinan investor bisa mengambil keuntungan investasinya secara tunai, atau mencetak dan menerimanya dalam bentuk emas batangan.

Berapa target transaksi JFX pada tahun ini?

Target kami tahun ini 11,1 juta transaksi; naik dari realisasi pada tahun lalu yang sebanyak 9,43 juta transaksi. Hingga akhir Juni lalu sudah menyentuh sekitar 4,2 juta transaksi. Kami yakin pasar akan semakin bergairah pada semester II 2021.

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX), Stephanus Paulus Lumintang (tengah), bersama jajaran direksi JFX lainnya. Jfx.co.id

Apakah ada peningkatan investasi oleh investor milenial?

Tentu ada pertumbuhan kaum milenial yang berinvestasi di bursa berjangka. Namun, karena kami tidak bersentuhan langsung dengan nasabah, yang bersentuhan langsung adalah para pialang. Kami saat ini sedang membuat formula agar bisa melihat perkembangan segmen tersebut.

Sekarang sudah terlihat pertumbuhannya cukup baik. Namun tentu tidak bisa kita bandingkan dengan pertumbuhan di pasar kripto yang betul-betul dikuasai milenial. Rata-rata yang berinvestasi di pasar kripto berusia 20-24 tahun, dan saat ini sudah menyentuh 6,5 juta investor di Indonesia.

Bagaimana perkembangan rencana pembentukan bursa mata uang kripto?

JFX merupakan salah satu pemegang saham di bursa kripto yang nantinya dinamai Digital Futures Exchange. Pendiriannya sudah memasuki tahap administrasi. Semua sudah komplet, sudah diajukan ke Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Sudah ada kesepakatan dengan semua pemegang saham; seluruh aturan administrasi sudah beres. Perkiraan kami, pada semester II akan bisa diluncurkan.

Apa tantangan yang dihadapi dalam meregulasi kripto?

Pasti ada. Tapi, selain tantangan, tentu ada peluang. Ini langkah yang sangat baik dan bijak dari Kementerian Perdagangan, di mana kripto diakui sebagai subyek komoditas. Komoditas ini perlu diatur supaya tidak menjadi bola liar, meski sudah disepakati dan dipahami semua pihak di Indonesia bahwa ini bukan alat bayar, melainkan benar-benar komoditas investasi dalam bentuk kripto.

Selain itu, perlu diatur supaya jangan sampai terjadi capital outflow. Perlu diatur siapa pelakunya, bagaimana mengontrol dananya, bagaimana menjaga keamanan dana, wallet dan depository bagaimana. Ini semua semata-mata demi perlindungan nasabah, khususnya investor di Indonesia.

Bagaimana pandangan Anda tentang investasi kripto yang berisiko tinggi?

Itu betul, ini memang investasi yang risikonya sangat tinggi. Benar-benar tidak ada fundamental. Underlying-nya juga berbeda dengan komoditas lain, seperti emas, CPO, atau batu bara. Ini sungguh berbeda dengan komoditas yang ada sebelumnya karena tidak ada pembatasan sampai seberapa harga bisa turun. Misalnya, harga sekarang Rp 480 juta, sangat bisa satu jam kemudian menjadi Rp 300 juta. Tapi sangat memungkinkan pula menjadi Rp 600 juta. Ini semua tentang bagaimana cara mengelola risiko.

Saya rasa investor kripto saat ini memiliki daya pikir dan visi yang luar biasa. Mereka bisa dengan cepat melakukan perpindahan. Sebab, tidak semua kripto turun dalam waktu bersamaan. Mereka semakin jeli dan dewasa juga dalam bertransaksi. Saya menilai kita akan merasakan kematangan investor milenial dalam 5-10 tahun ke depan. 


Biodata

Pendidikan:

-Sarjana akuntansi dari Universitas Klabat, Manado
-Magister administrasi bisnis Jurusan General Management (Finance & Marketing) dari Philippine School of Business Administration

Karier:

-Kepala Divisi Audit dan Surveillance Jakarta Futures Exchange

-Kepala Divisi Finance dan Accounting Jakarta Futures Exchange

-Direktur Utama Jakarta Futures Exchange

*

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus