Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Corona, Pemilik Kedai Kopi Ini Ubah Strategi Agar Bertahan

Mewabahnya virus Corona alias Covid-19 menghantam kinerja penjualan kedai kopi.

24 April 2020 | 07.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mewabahnya virus Corona alias Covid-19 menghantam kinerja penjualan kedai kopi. Sebabnya, kedai yang kerap mengandalkan layanan di tempat kini mesti gigit jari lantaran pemerintah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan tidak berkumpul, termasuk di warung kopi.

Adanya kondisi itu pun membuat para pemilik kedai kopi mencari cara agar bisnisnya tetap bisa berjalan di masa pagebluk. "Menyikapi kondisi sekarang, konsep kita kan berbeda dengan yang lain, misalnya di tempat lain bisa duduk di lokasi dan bisa take away, di tempatku kan enggak bisa. Di tempatku harus ngobrol interaksi.

Dalam kondisi seperti itu harus memutar otak bagaimana kan enggak bisa kayak begini," ujar Firmansyah yang akrab dipanggil Pepeng, pendiri Klinik Kopi Yogyakarta dalam diskusi daring, Kamis, 23 April 2020.

Terbatasnya mobilitas masyarakat membuat Pepeng harus berpuas diri untuk menjual kopinya melalui layanan daring saja. Saat ini, ia mengatakan 80 persen pemasukan kedainya dilakukan melalui penjualan biji kopi di platform e-commerce.

"Dari kondisi saat ini ya karena kita tidak bisa ubah konsep besar, tidak bisa take away enggak bisa ngobrol, paling pesanan dari Ojol tapi engga banyak," tutur Pepeng. "Kalau diibaratkan sepak bola, tidak menyerang tapi tidak menyerah, hanya bertahan dengan kemampuan yang ada dan kita kan enggak tahu ini kapan akan berakhir."

Senada dengan Pepeng, Co-Founder Dua Coffee Omar Prawiranegara mengatakan kedainya juga terimbas oleh wabah COVID-19. Menurut dia, pada pekan pertama penularan Corona di Indonesia omzet perusahaannya masih aman. Namun pada pekan kedua, saat virus Corona semakin menyebar dan orang mulai beraktivitas di rumah, pendapatan perseroan anjlok 80 persen dari  omzet harian.

Akhirnya, seiring berjalannya waktu serta setelah mendapat masukan dari rekan-rekan pemilik kedai kopi lain di kawasannya, Dua Coffee pun mulai menjual kopi dalam bentuk literan melalui platform e-commerce. "Cukup membantu kami untuk survive sehingga pegawai bisa gajian dan mudah-mudahan bisa mendapat THR dari kopi literan ini," ujar dia. Dalam kondisi seperti ini, ia mengatakan para pemilik kedai kopi sudah mesti mengandalkan platform online untuk bisa bertahan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penjualan di industri kopi anjlok akibat wabah virus Corona. Hal ini berkaitan dengan adanya pembatasan terhadap pergerakan manusia yang ujung-ujungnya membuat kafe, restoran, hingga kedai kopi sepi pengunjung, bahkan mesti tutup. "Untuk IKM kopi ini dirasakan dampak turunan penjualan akibat covid ada yang 50 persen, 70 persen, ada yang 90 persen," ujar dia.

Belakangan, sebagian pemerintah daerah sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang mengedepankan prinsip jaga jarak. Akibatnya, para pengusaha kuliner hanya diperkenankan untuk melayani pembeli khusus untuk dibawa pulang.

"Ini tentu kita sama sama memahami dan merasakan secara langsung bahwa fenomena Covid-19 ini sedikit banyak telah memberi dampak dan tekanan terhadap kegiatan industri kopi nasional," tutur Agus.

Keterbatasan pergerakan manusia, tutur Agus, dinilai dapat mengubah pola konsumsi masyarakat. Sehingga, kondisi tersebut harus disikapi oleh industri dengan beradaptasi alias tanggap perubahan. Di samping itu, ia pun meminta oleh seluruh pelaku industri kopi agar tetap mengedepankan protokol keamanan Covid-19, meski tetap menggenjot produksi.

Persoalan juga terjadi pada sisi ekspor. Agus mengatakan dengan adanya lockdown di negara-negara tradisional pasar ekspor membuat kegiatan perdagangan internasional menjadi lebih sulit.

"Secara alamiah demand tidak turun, tapi pembatasan ini mempersulit kegiatan ekspor yang dilakukan Indonesia untuk negara market di dunia," ujar Agus. Karena itu, tantangan itu harus dihadapi dengan terobosan dan kreativitas oleh para pegiat kopi nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus