Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Cuan Akomodasi Pasca-Konferensi  

PHRI berusaha mempertahankan tingkat okupansi hotel dan penginapan di Bali pasca-KTT G20. 

18 November 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Para pengelola hotel dan penginapan di Bali mengklaim sektor usaha mereka berkontribusi paling besar terhadap sumbangan devisa selama pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan 24 hotel utama yang dipakai rombongan negara peserta konferensi terisi penuh pada 12-17 November lalu. Di luar lokasi tersebut, tingkat keterisian kamar hotel pun sudah menyundul 75 persen pada bulan ini. “Mungkin kontribusinya ke devisa dari G20 bisa 50 persen atau lebih,” ucap dia kepada Tempo, kemarin.

Menurut Rai, level okupansi ini masih bisa dipertahankan hingga akhir tahun karena sebaran promosi lanjutan dari anggota PHRI. Meski konferensi sudah berakhir, para pengelola akomodasi di Pulau Dewata masih berupaya menambah masa tinggal turis bawaan G20. Artinya, kontribusi perhotelan Bali untuk devisa pun bisa dilebarkan ke lingkup nasional. “Pada 2019, devisa pariwisata Bali mencapai Rp 116 triliun, dari total devisa pariwisata Indonesia sebesar Rp 288 triliun. Kami optimistis target kunjungan tahun depan bisa naik dua kali lipat.”

Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, sebelumnya menyebutkan kinerja perhotelan Bali, terutama di area Nusa Dua dan Tanjung Benoa, otomatis meningkat lantaran dipilih sebagai lokasi KTT G20. Geliat serupa terlihat di area lain yang tidak terkait langsung dengan kegiatan konferensi. "Wisatawan yang tadinya menginap di Nusa Dua, tapi karena ada KTT G20, dari satu bulan lalu sudah pindah ke Sanur, Kuta, dan Jimbaran," ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memastikan G20 turut mendongkrak aktivitas transportasi, biro perjalanan, dan restoran di Bali. Kementerian Pariwisata menargetkan sumbangan devisa dari sektor pelesiran sebesar US$ 1,7 miliar atau berkisar Rp 26,35 triliun—dengan asumsi kurs 15.502. "Ini menjadi sarana promosi agar kita dapat memenuhi target 3,6 juta kunjungan wisatawan mancanegara,” katanya.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, juga memperkirakan penyelenggaraan KTT G20 menyumbang US$ 533 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun terhadap produk domestik bruto. Untuk kebutuhan persamuhan bergengsi ini, konsumsi domestik juga disebutkan bakal naik hingga Rp 1,7 triliun. “Total ada 438 acara di 25 kota. Seluruh rangkaian itu memberikan manfaat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.”  

Menaikkan Tingkat Belanja Turis

Suasana hotel di Nusa Dua, Bali, 15 November 2022. Reuters/Leon Neal/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru, meminta pemerintah tak terpaku pada aspek lama tinggal agar pengeluaran turis asing tak hanya dinikmati sektor akomodasi. “Aspek belanja juga penting. Apalagi Menteri Pariwisata menargetkan belanja peserta G20 mencapai US$ 2.000 per orang,” kata dia, kemarin.

Kepala Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Janianton Damanik, juga menyebutkan peserta delegasi G20 hanya berperan sebagai pengumpul pengalaman dan informasi. Dampak belanja para anggota delegasi G20 masih didasari momentum—berbeda dari pasar pariwisata yang sebenarnya. “Makanya harus ada tindak lanjutnya. Kita mencari apa yang bisa dimitrakan (dengan delegasi G20) agar bisa menaikkan jumlah wisatawan dari negaranya ke Indonesia.”

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Nusa Tenggara Barat, Badrun, mengatakan perhelatan KTT G20 tidak memberikan dampak bagi tingkat kunjungan turis ke Lombok dan Sumbawa. Menurut dia, butuh persiapan yang lebih matang untuk mempromosikan area wisata di luar Bali. Namun dia berharap G20 bisa menjadi sarana promosi untuk menarik turis asing di masa depan. “Setidaknya itu bentuk pemasaran pariwisata yang nyata untuk Indonesia.”

General Manager Wilsons Retreat Gili Trawangan, Lalu Kusnawan, pun mendesak agar promosi pariwisata dilakukan secara terpadu. "Promosi jangan sendiri-sendiri,’’ kata Kusnawan yang juga Ketua Indonesia Hotel General Manager Association Nusa Tenggara Barat.

SUPRIYANTHO KHAFID (MATARAM) | ANNISA NURUL AMARA | RIANI SANUSI PUTRI | YOHANES PASKALIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus