Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

30 April 2024 | 16.35 WIB

Pendiri Tempo Media, Goenawan Mohammad menyampaikan keynote speech bertajuk Etika dan Tanggung Jawab Sosial Pemanfaatan Teknologi Digital. Diskusi panel dilakukan dalam Puncak Acara Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo yang digelar Selasa, 30 April 2024.
Perbesar
Pendiri Tempo Media, Goenawan Mohammad menyampaikan keynote speech bertajuk Etika dan Tanggung Jawab Sosial Pemanfaatan Teknologi Digital. Diskusi panel dilakukan dalam Puncak Acara Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo yang digelar Selasa, 30 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Puncak Acara Dies Natalis Politeknik Tempo ke-3 yang jatuh pada 9 April lalu digelar hari ini, Selasa 30 April 2024. Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema “Kreativitas Cerdas Tanpa Batas” dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo dan 20 anak yatim-piatu dari Panti Asuhan Mizan Amanah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dalam sambutannya, Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli mengatakan saat Politeknik Tempo didirikan, para founding fathers bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai dan idealisme Tempo kepada generasi penerus. "Saya lihat mengolah sekolah vokasi Tempo sudah bisa berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang baik,” kata Arif yang biasa disapa Azul. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara Ketua Yayasan Rumah Edukasi Tempo yang menaungi Politeknik Tempo, Herry Hernawan, mengingatkan sebentar lagi kampus kreatif ini akan meluluskan angkatan pertama. “Tiga tahun tidak terasa, tahun depan bisa wisuda semoga lulusan ini harus bisa siap kerja, kreatif dan mandiri," kata dia. 

Puncak acara Dies Natalis Politeknik Tempo juga menghadirkan keynote speaker Goenawan Mohammad, pendiri Tempo Media. Adapun panelis dalam diskusi adalah Lestari Nurhajati, Wakil Rektor IV London School of Public Relations (LSPR) sekaligus aktivis Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), dan Wakil Direktur bidang Akademik Politeknik Tempo, Muhammad Nur Hidayat. 

"Kreativitas itu tidak diajarkan tetapi dilatih. Kreatif itu bebas. Bebas dalam arti bahwa kita bisa bebas berpendapat. Jika kita tidak kreatif, maka tidak aktif. Tapi, tentu saja terlebih dulu harus mengutamakan etika," papar Goenawan Mohamad atau biasa disapa GM. 

Sementara Lestari, dalam paparannya yang berjudul "Navitasi Digital: Membangun Masyarakat yang Sadar Teknologi”, menjelaskan literasi digital adalah proses untuk menganalisis. Japelidi merangkum ada 10  kompetensi literasi digital yakni mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan, memproduksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi. 

Selanjutnya: “Kalau hanya beberapa yang kita jalankan berarti kita belum memberikan...."

“Kalau hanya beberapa yang kita jalankan berarti kita belum memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kita untuk meningkatkan literasi digital,” kata Lestrari menjawab pertanyaan Yoga Putra yang menanyakan bagaimana jika dua langkah terakhir kompetensi digital tidak dijalankan. 

Menurut Lestari, di tengah tantangan rendahnya literasi digital masyarakat,  kita masih harus menghadapi tantangan dari Artificial Intelligent (AI). Bahkan profesi bisa tergantikan oleh AI. “Tapi tenang. Semua pekerjaan dan profesi itu bisa digantikan oleh AI, kecuali sense, naluri. Jadi perkuat itu,” ia menyemangati mahasiswa. 

Sedangkan Nur Hidayat memaparkan materi dengan judul Kreativitas Kolaboratif di Era Digital. "AI pada intinya adalah mempermudah kita terhadap apa yang dilakukan,” kata dia. 

Menurut Nur Hidayat, AI bisa menjadi pisau bermata dua yang bisa membantu aktivitas tetapi bisa sekaligus membunuh kita. “Kita harus bisa memilih bisa, untuk mengendalikan apa yang harus  dilakukan agar tidak serta merta menggunakan AI

Dalam sesi tanya jawab, Cintia Carla bertanya kepada dua narasumber dalam agenda tersebut. “Apa sih yang membedakan presenter fisik manusia dengan AI?” kata dia. 

Lestari menjawab, AI sebaiknya hanya membantu kita dalam keadaan yang tidak bisa dihindari tetapi tidak menghilangkan nilai- nilai manusia itu sendiri. “Jadi yang bekerja tetap manusianya, bukan AI.”

Hari Ulang Tahun ke-3 Politeknik Tempo ini didukung oleh Tempo Media Group, JNE, Mandiri, Genflix McDonalds, Artotel Wonderlust, Inti Whiz dan V-SOY. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus