Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Digital Economy Working Group di KTT G20, Indonesia Akan Angkat 3 Isu Besar

Alternate Chair Digital Economy Working Group Dedy Permadi mengatakan Indonesia akan membawa tiga isu besar dalam rangkaian kegiatan KTT G20 di Bali.

11 November 2022 | 07.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Alternate Chair Digital Economy Working Group (DEWG) Dedy Permadi mengatakan Indonesia akan mengangkat tiga isu besar dalam rangkaian kegiatan KTT G20 yang dihelat di Bali.

“Isu pertama yang dibawa terkait konektivitas dan pemulihan pasca pandemi Covid-19,” kata Dedy dalam diskusi pada Kamis, 10 November 2022. Dalam forum itu akan dirundingkan bagaimana komunikasi melalui internet atau konektivitas digital berkontribusi terhadal pemulihan pasca pandemi.

“Contoh sederhananya adalah bagaimana penggunaan konektivitas digital untuk mempertajam dan mempertahankan UMKM di tengah kontraksi ekonomi yang luar biasa hebat, tetapi UMKM tetap bisa bertahan melalui digitally onboarding,” ujar Dedy.

Baca: Proyeksi Ekonomi Digital 2025 USD 145 Miliar, Sri Mulyani Ungkap Risiko dan Peluang Besar

Dedy menuturkan, jika UMKM memanfaatkan instrumen digital, maka mereka bisa bertahan di tengah pandemi. Solusi semacam inilah yang dibahas dalam persidangan G20, khususnya dalam DEWG.

Isu kedua yang dibahas adalah terkait dengan digital skill and digital literacy. Dedy mengungkap bahwa poin ini sebetulnya mengangkat isu bagaimana kecakapan dan literasi digital juga bisa menjadi solusi untuk mempercepat transformasi digital. Contoh paling sederhananya adalah ketika berhadapan dengan berita bohong atau hoaks.

Hoaks akan beredar dengan sangat luas jika masyarakat belum terliterasi secara digital. Maka dari itu forum ini juga membahas terkait hal tersebut,” kata Dedy.

Isu ketiga yang diangkat dalam DEWG adalah data free flow with trust dan cross-border data flow. Poin ini membahas terkait arus data lintas batas negara dikelola di antara negara-negara dunia, di antaranya bagaimana jika data masyarakat harus melintas di batas antar negara.

“Indonesia sendiri memperkenalkan tiga prinsip untuk tata kelola data global ini. Yang pertama itu transparency. Kemudian kita juga memperkenalkan lawfulness dan fairness,” ujar Dedy. Tiga prinsip itu menjadi dasar bagi negara-negara dunia, khususnya G20 untuk membangun tata kelola yang baik.

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca juga: Sandiaga Sebut Ada 20 Juta UMKM Bertransformasi ke Ekosistem Ekonomi Digital

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus