Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Direksi Garuda Akan Beberkan Kondisi Perseroan ke Publik, Suspensi Saham GIAA Segera Dibuka?

Jajaran direksi Garuda Indonesia dijadwalkan memaparkan kinerja dalam paparan publik terkait dengan rencara kerja dan kondisi perseroan pada hari ini.

20 Oktober 2022 | 12.04 WIB

Direksi Garuda Indonesia. Instagram/setiaputrairfan
Perbesar
Direksi Garuda Indonesia. Instagram/setiaputrairfan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dijadwalkan memaparkan kinerja dalam paparan publik terkait dengan rencara kerja dan kondisi perseroan pada hari ini, Kamis, 20 Oktober 2022. Paparan publik merupakan salah satu syarat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melepas suspensi saham GIAA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Paparan publik insidentil ini akan digelar secara hybrid pada pukul 13.00-14.30 hari ini. Adapun paparan publik tersebut berlokasi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam paparan publik ini, direksi BUMN penerbangan ini akan membahas sejumlah hal. Beberapa hal yang dijelaskan adalah kondisi kegiatan usaha dan perkembangangan bisnis, kinerja dan strategi keuangan, serta perkembangan restrukturisasi utang perseroan sesuai dengan Perjanjian Perdamaian PKPU.

Adapun paparan publik ini akan dihadiri jajaran Direksi GIAA yakni Direktur Utama lrfan Setiaputra, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Prasetio, Direktur Operasi Tumpal Manumpak Hutapea, Direktur Teknik Rahmat Hanafi, dan Direktur Layanan dan Niaga Ade R Susard.

Saham GIAA saat ini nyaris delisting dan kini masih dalam kondisi disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kinerja keuangannya tidak sehat. Untuk dapat membuka suspensi saham ini, BEI memberikan syarat di antaranya memberkan penjelasan perkembangan strukturisasi utang perusahaan, dan perjanjian perdamaian telah berkekuatan hukum tetap.

Pada kurun waktu semester I tahun 2022, GIAA sudah melaporkan kondisi keuangan berbalik menjadi meraup laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya perseroan mencatat rugi sebesar Rp 808,65 juta.

Tentang restrukturisasi utang, Garuda Indonesia sudah mendapat lampu hijau dari pemegang saham untuk melakukan sejumlah aksi korporasi yakni rights issue, private placement, dan konversi OWK. Rencananya perusahaan bakal menggelar rights issue pada Desember mendatang.

Untuk aksi korporasi ini, saham akan ditargetkan di kisaran Rp 50 hingga Rp 225 per saham. GIAA direncanakan mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun dari pemerintah sebagai upaya untuk menyehatkan neraca keuangan perusahaan.

Selanjutnya: Dana Rp 3 triliun dari PMN akan digunakan untuk modal kerja. 

Nantinya dana Rp 4,5 triliun dari PMN itu akan digunakan untuk perawatan, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve. Sementara Rp 3 triliun lainnya akan digunakan untuk modal kerja. 

Adapun tambahan PMN Garuda Indonesia akan dicairkan apabila proses PKPU berakhir dengan perjanjian perdamaian dengan kreditur atau homologasi. Sementara itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan saham PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bakal dibuka kembali setelah menggelar aksi korporasi berupa rights issue.

"Ini kan Garuda PKPU selesai mau rights issue. Suspensi saham akan dibuka pasca Garuda right issue," ujar Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Selasa, 18 Oktober 2022.

Seperti diketahui, saham Garuda Indonesia sudah setahun lebih 'digembok' otoritas Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, perdagangan saham emiten berkode GIAA itu disuspensi sejak Juni 2021 .

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan satu hal yang 'mengganjal' rencana pembukaan suspensi saham perseroan itu adalah kasasi di Mahkamah Agung yang diajukan oleh dua kreditur Garuda yang belum puas atas hasil perdamaian homologasi pada proses PKPU. "Salah satu yang menghambat kenapa suspend belum dibuka ini itu adalah karena Kasasi kan di MA. Untung pemerintah nggak permasalahkan ini, Karena itu kan baru diketok Oktober," ujarnya.

Sejauh ini, kata Irfan, komunikasi Garuda Indonesia dengan otoritas bursa berjalan dengan baik. Hanya saja, regulator mempertimbangkan banyak hal untuk kembali membuka suspensi saham GIAA. "Ya komunikasi lancar. Cuma kan yang jelas dia harus ada compliance yang harus dijaga, kenapa dibuka sekarang, kenapa dibuka nanti."

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus