Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dorong UMKM Pakai Teknologi Digital, Menkop Teten: Belajar dari Cina

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mendorong UMKM untuk menerapkan teknologi digital seperti kecerdasan buatan atau artificial intellegent.

6 Oktober 2023 | 11.38 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membeberkan hasil pertemuan dengan para penjual atau seller platform e-commerce di kantornya, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Agustus 2023. Para seller itu meceritakan keluh kesahnya soal produk dalam negeri di tengah gempuran produk dari luar negeri. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Perbesar
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membeberkan hasil pertemuan dengan para penjual atau seller platform e-commerce di kantornya, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Agustus 2023. Para seller itu meceritakan keluh kesahnya soal produk dalam negeri di tengah gempuran produk dari luar negeri. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong UMKM untuk menerapkan teknologi digital seperti kecerdasan buatan atau artificial intellegent. Hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Teten, UMKM perlu belajar dari Cina. Cina dianggap telah berhasil melakukan tranformasi digital. Produk yang dihasilkan memiliki harga yang murah namun kualitasnya dapat bersaing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kenapa Cina berhasil, ini yang harus kita pelajari. Mereka membuat barang dengan menggunakan teknologi digital, IOT, artificial intellegent sehingga produk mereka bisa begitu murah dan kualitasnya bagus, bersaing di global," kata Teten dalam acara Indonesia Digital Meet Up 2023 di gedung Smesco, Jakarta Selatan, pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Menurut Teten, Cina telah sukses melakukan transformasi digital. "Kenapa saya bandingkan karena transformasi digital yang paling sukses dan dampaknya cukup besar dalam ekonomi itu memang di Cina. Share digital economy terhadap GDP mereka 41,5 persen, terbesar di dunia," ujar Teten. 

Teten mengatakan, masyarakat Indonesia belum seperti Cina dalam melakukan tranformasi digital. "Kita tidak begitu. Jadi kita hanya sibuk bagaimana berjualan di online," ucap Teten.

Teten juga mengatakan, transformasi digital ekonomi di Indonesia tidak terarah. "Terlalu pesat maju di hilir di sektor perdagangan, jasa pelayanan keuangan, dan sebagainya. Tapi kita lemah di sektor industri, di sektor produksi, apakah di industri manufaktur pertanian perkebunan perikanan kesehatan dan lain sebagainya," kata Teten.

Menurut Teten, sebenarnya Indonesia dan ASEAN itu sangat kuat di agrikultur dan akuakultur. Misal beberapa komoditas rempah, rumput laut, udang, kopi, karet dan banyak lagi. Indonesia dan ASEAN itu bisa menjadi suplier dunia. Sayangnya, penggunaan teknologi digital untuk dua sektor ini kurang berkembang.

Padahal, kata Teten, di dua sektor ini semuanya adalah small production, petani-petani kecil nelayan-nelayan kecil. Justru menggunakan teknologi aplikasi digital untuk membangun big data. Bisnisnya bisa terhubung dengan market dan pembiayaan.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus