Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Usman Kansong sebagai saksi terkait kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) memeriksa tiga orang saksi terkait dengan perkara dugaan tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana asal tindak pidana korupsi dalam penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo Tahun 2020 sampai 2022," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamsi, 26 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun ketiga saksi yang diperiksa adalah Usman Kansong selaku Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, GAP selaku pihak swasta, dan MM selaku pihak swasta. Ketiganya diperiksa terkait dengan tersangka AAL, GMS, YS, dan MA yang telah ditangkap Kejaksaan Agung.
Kejaksaan Agung menaksir korupsi BTS Kominfo mencapai Rp 1 triliun. Perhitungan itu mencakup penyelesaian BTS tahap I yang meliputi lima paket pekerjaan. Cakupan wilayah proyek pembangunan menara yang diduga bermasalah meliputi daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera, hingga Papua dan Sulawesi.
"Rp 10 triliun itu nilai kontrak (tahap I). Kerugiannya mungkin sekitar Rp 1 triliun. Kami masih hitung, itu mungkin atau bisa lebih," ujar Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kuntadi di kantor Kejaksaan Agung Jakarta, Rabu, 2 November 2022.
Adapun proyek pembangunan BTS yang diinisiasi sejak akhir 2020 ini direncanakan menyentuh 7.904 titik blank spot serta 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal hingga 2023. Pembangunan tersebut terbagi atas dua tahap.
Tahap pertama, BTS ditargetkan berdiri di 4.200 lokasi dan penggarapannya semestinya telah rampung pada 2022. Sedangkan sisanya diselesaikan sampai 2023. Namun hingga kuartal II 2022, Bakti tercatat baru merampungkan 2.060-2.070 tower untuk tahap pertama.