Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dukung Impor KRL Bekas dari Jepang, Luhut Minta BPKP Lakukan Audit

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan rencana impor kereta rel listrik atau KRL bekas harus segera dilakukan.

3 Maret 2023 | 19.15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023. Dia menyebut impor KRL bekas harus segera dilakukan. Tempo/Amelia Rahima Sari.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023. Dia menyebut impor KRL bekas harus segera dilakukan. Tempo/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan rencana impor kereta rel listrik atau KRL bekas harus segera dilakukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Memang harus kita lakukan dalam waktu dekat (impor KRL bekas dari Jepang), 10 gerbong itu," kata Luhut saat ditemui awak media di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana mengimpor 10 gerbong kereta pada 2023 dan 19 lainnya pada 2024. Luhut melanjutkan, perihal rencana impor tersebut akan dibahas lagi hari Senin, 6 Maret 2023. Dia menghimbau agar tidak ada lagi kesalahan dalam perencanaan sehingga harus mengimpor kereta bekas.

"Dulu pernah impor barang bekas, masa sekarang impor barang bekas? Jadi kita bilang, kenapa nggak dibuat perencanaan supaya tidak impor. Memang mungkin sedikit lebih mahal, tapi kan itu uangnya berputar di dalam negeri," papar Luhut. 

Karena masalah waktu tidak memungkinkan, dia menyebut pemerintah akan meminta BPKP atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan audit. 

"Jadi barang itu dilihat nggak melalui tangan ketiga, dan kemudian nanti harganya supaya harga yang benar. Jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan harga," tuturnya.

Selanjutnya: impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama 

Sementara itu, Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan pihaknya merencanakan 'pengadaan kereta bukan baru' untuk mengganti kereta yang rencananya akan dikonservasi mulai tahun ini. Untuk itu, KCI telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) terlebih dulu dengan melibatkan stakeholders dari kementerian, pengamat dan komunitas pengguna commuterline. 

"Hasilnya, impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang dikonservasi," ujar Anne melalui keterangan pers yang diterima Tempo, Jumat, 3 Februari 2023. 

Menurutnya, ada pilihan lain dengan meng-upgrade teknologi pada kereta yang akan dikonservasi. Namun, pilihan tersebut butuh waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya. 
Selain itu, dia menyebut pihaknya telah berdiskusi dengan PT INKA, Jepang, dan Spanyol terkait sharing upgrade teknologi ini. Lebih lanjut, kereta bekas yang akan diimpor tidak akan langsung digunakan untuk operasional commuterline. 

"Namun, KAI Commuter melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor itu. Misalnya, mengganti AC di dalam kereta, bangku-bangku di setiap kereta, dengan barang-barang yang memiliki tingkat TKDN (Tingkat Komponen Dalam) yang tinggi," tutur Anne.

Menurut hitungan KCI, setelah interior dan eksterior kereta tersebut diganti, TKDN setiap trainset kereta menjadi 40 persen. Jumlah ini berada di atas standar yang ada. 

"Semua produk yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Saat ini KAI Commuter masih belum mendapat izin untuk kereta bukan baru tersebut," tuturnya.

Pilihan Editor: Luhut Pilih Toyota bZ4X dan Wuling Air ev Jadi Mobil Dinas Kemenko Marves

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus