Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Edhy Prabowo: Belum Optimal, Produksi Perikanan Tangkap Baru 7,53 Juta Ton

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menilai produksi perikanan tangkap belum dimanfaatkan optimal sesuai dengan ketentuan internasional.

23 Agustus 2020 | 15.01 WIB

Edhy Prabowo: Belum Optimal, Produksi Perikanan Tangkap Baru 7,53 Juta Ton
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menilai produksi perikanan tangkap belum dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan ketentuan internasional. Berdasarkan data KKP, per 2019, produksi perikanan tangkap dalam negeri baru mencapai 7,53 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Produksi perikanan tangkap Indonesia baru mencapai 7,53 juta ton, terdiri atas 92,68 persen, sisanya sebesar 7,32 persen dari perairan umum daratan," ujar Edhy dalam keterangannya, Sabtu petang, 22 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, menurut dia, potensi lestasi sumber daya ikan Indonesia mencapai 12,54 juta ton per tahun yang memiliki nilai ekonomi US$ 20 miliar. Dari jumlah itu, semestinya Indonesia bisa memanfaatkan 80 persen potensinya atau 10 juta ton sesuai dengan ketentuan hukum internasional.

Untuk mengoptimalkan potensi dari produksi sumber daya perikanan, Edhy menilai negara membutuhkan banyak kapal. Salah satu caranya, kata dia, pemerintah harus mendorong tumbuhnya industri galangan kapal dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian, saat ini baru ada sekitar 600 ribu kapal penangkap ikan di lautan Indonesia. Dari jumlah itu, 71 persen di antaranya merupakan berupa kapal motor. Sedangkan kapal berukuran di atas 30 GT hanya sekitar 1 persen.

"Indonesia masih memerlukan banyak kapal ikan untuk beroperasi dan menangkap ikan. Pak Presiden (Joko Widodo) juga meminta industri perkapalan terus diperkuat sehingga mampu mendukung pergerakan industri perikanan," katanya.

Meski demikian, Edhy memastikan pertumbuhan industri kapal tak mengganggu ekosistem sumber daya perikanan. Sebab,  ia menjamin tak akan melakukan eksploitasi besar-besaran di laut. Edhy mengklaim telah berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan sesuai kesepakatan internasional.

Di samping mendoting industri galangan kapal, Edhy mengatakan kementeriannya bakal memperkuat pemantauan penangkapan ikan melalui E-Logbook, Vessel Monitoring System atau VMS, observer on board, dan penguatan integrasi sistem perizinan pusat-daerah maupun pendataan di pelabuhan perikanan. "Jika masih ada nelayan dan pelaku usaha yang nakal, KKP dan aparat penengak hukum lainnya sudah siap dengan tugas dan fungsinya," ucapnya.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus