Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom, yang juga Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa di tahun politik 2024 ini investor masih akan wait and see untuk berinvestasi. Menurut dia, investasi akan tumbuh setelah ada presiden baru 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Setelah susunan kabinet terbentuk kira-kira akhir Oktober 2024 (investasi tumbuh),” ujar Bhima saat dihubungi pada Rabu, 10 Januaro 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, dia mengatakan, posisi menteri di bidang ekonomi, seperti Menteri Keuangan hingga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi akan menjadi pertimbangan utama bagi para investor. “Karena terkait kebijakan teknis,” tutur Bhima.
Meskipun begitu, ada beberapa sektor yang investasinya bakal tetap tumbuh di tahun pemilihan presiden atau Pilpres 2024, di antaranya yang berkaitan dengan konsumsi, seperti industri makanan dan minuman, pakaian jadi, hingga alas kaki.
Adapun investor yang memilih wait and see biasanya investasi sektor yang sensitif terhadap perubahan kebijakan. “Seperti tambang, perkebunan, dan minyak dan gas,” ucap Bhima.
Hal senada juga disampaikan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri. Dia memprediksi investor masih akan menunggu dan melihat situasi alias wait and see meskipun pemilihan umum atau Pemilu 2024 telah usai.
Selanjutnya: "Sejak Februari (Pemilu 2024) sampai dengan Oktober 2024...."
"Sejak Februari (Pemilu 2024) sampai dengan Oktober 2024, saya kira proses investasi bukan terganggu, tapi wait and see," kata Chatib Basri dalam Bank BTPN Economic Outlook 2023 di Jakarta Pusat pada Rabu, 22 November 2023 lalu.
Perilaku wait and see investor itu, menurut dia, lebih disebabkan oleh penyesuaian atau adjustment di dalam pemerintahan baru. Chatib Basri menyebut, ini terjadi di setiap pemerintahan baru. "Jadi akan ada mungkin orang-orang baru atau birokrasi baru," ucap ekonom senior Universitas Indonesia ini.
Chatib Basri mencontohkan, misal birokrat harus membuat keputusan tapi harus menunggu menteri baru. Contoh lain, kementerian baru belum memiliki budget atau anggaran sehingga harus berkoordinasi dengan DPR RI.
Menurut Chatib Basri, hal-hal tersebutlah yang akan dilihat oleh investor. "Sehingga kita akan punya waktu sekitar 9 bulan wait and see dan itu selalu terjadi."
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu tak menampik bahwa tahun politik akan menimbulkan ketidakpastian bagi perekonomian Indonesia. Febrio mengakui, banyak analis yang mengatakan pada masa Pemilu biasanya invetasi akan melambat karena investor wait and see.
Namun, di sisi lain, menurut dia, konsumsi biasanya tinggi karena aktivitas politik ini melibatkan jutaan orang. “Ada banyak kegiatan, itu bahkan disebut pesta demokrasi,” ujar Febrio pada Rabu, 31 Mei 2023.
MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI