Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai investor asing belum yakin untuk menanam modal di Ibu Kota Nusantara atau IKN. Hal ini terlihat dari tidak adanya kepastian investasi dari Emaar Properties, perusahaan properti dari Uni Emirat Arab (UAE), yang dibawa pulang Presiden Jokowi usai melakukan kunjungan kenegaraan pada Rabu, 17 Juli 2024. Padahal sebelumnya, Jokowi sudah mengklaim bahwa perusahaan tersebut bakal menanamkan modal di IKN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ternyata baru keinginan semata. Tanpa ada MoU yang jelas untuk berinvestasi di IKN, ya belum ada kepastian,” katanya kepada Tempo, Jumat, 19 Juli 2024. "Artinya, investor asing masih ragu dan keberlanjutan IKN masih suram."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlebih, pemerintah sudah menyatakan bahwa pembiayaan pembangunan IKN dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) presentasenya hanya 20 persen. Karena itu, Achmad mengatakan pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan mitigasi risiko untuk bisa menarik investasi yang lebih kuat dan konkret. Jika tidak, proyek IKN akan tetap sulit mendatangkan investasi.
"Kalau tetap kesulitan mendatangkan investasi, pembangunan bisa terlambat. Bahkan, terhambat seluruhnya,” kata dia.
Jokowi mengatakan Emaar Properties sudah komitmen berinvestasi di IKN saat berpidato dalam seremoni groundbreaking proyek IKN tahap VI. Namun saat itu, Kepala Negara tidak membeberkan nilai investasi yang ditanamkan.
"Saya nggak mau sebut karena belum tanda tangan, tapi gede banget (investasinya)" kata Jokowi dalam pidatonya saat melaksanakan groundbreaking Astra Biz Center dan Nusantara Botanical Garden, Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa, 4 Juni 2024, dipantau Tempo dari kanal YouTube Sekretariat Presiden. "Insyaallah nanti (tanda tangan) di bulan Juli di Abu Dhabi atau Dubai."
Sebelumnya, Kepala Otorita IKN yang menjabat saat itu, Bambang Susantono, juga mengatakan Emaar Properties terkesan dan tertarik untuk berinvestasi di Nusantara. Ia berujar, Emaar tertarik pada beberapa jenis sektor investasi. "Dia akan menghitung lagi apakah itu di sektor energi, transportasi, atau di properti. Itu tiga hal yang kita bicarakan kemarin, namun ini belum mengkristal dan masih berproses," ujar Kepala OIKN Bambang Susantono di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2024, dikutip dari Antara. Sebagai informasi, Bambang mengundurkan diri dari kursi Kepala Otorita IKN pada 1 Juni 2024.
Tempo berupaya mempertanyakan kepastian investasi Emaar Properties untuk IKN kepada Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw. Namun hingga berita ini ditulis, Troy belum menjawab pertanyaan yang Tempo ajukan melalui aplikasi perpesanan.
Sementara, jika mengacu pada keterangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Emaar Properties hanya disebut dalam kesepakatan kerja sama pengembangan pariwisata antara Kementerian BUMN dengan Eagle Hills. Itu pun hanya terlihat dari keterangan bahwa penandatangan nota kesepahaman itu ditandatangani Menteri BUMN Erick Thohir dan Chairman Eagle Hills serta Pendiri Emaar, Mohamed Ali Rashed Alabbar, di Dubai pada Selasa, 16 Juli 2024.
“Alhamdulillah BUMN dan Eagle Hills telah sepakat bekerja sama dengan nilai investasi hingga 3 miliar dolar AS dalam ekosistem pariwisata dan infrastruktur Indonesia” ujar Erick melalui keterangan resmi pada Selasa, 16 Juli 2024, dikutip Tempo dari Antara.
Erick mengatakan, hal penting dari kerja sama ini meliputi investasi komprehensif dalam pengembangan properti hotel, kawasan bandara, dan ekosistem destinasi pariwisata. Namun, ia tidak menyampaikan keterangan apapun soal IKN.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Thomas Djiwandono jadi Wamenkeu, Apindo: Prabowo Ingin Mitigasi Risiko Fiskal Sejak Dini