Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Emiten pengolah sampah atau limbah, Multi Hanna Kreasindo dan Inocycle Technology Group, dinilai memiliki prospek cerah.
Kebutuhan akan pengolahan limbah B3 masih tinggi seiring dengan peningkatan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan.
Jumlah perusahaan daur ulang plastik masih sangat minim jika dibanding jumlah konsumsi plastik. Karena itu, ruang pertumbuhannya masih cukup besar.
PERUSAHAAN pengolah sampah dan limbah kian tumbuh di Tanah Air. Dua di antaranya sudah melantai di bursa saham, yakni emiten PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) dan PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV). Selain menjadi unsur penting untuk memenuhi aspek industri yang berkelanjutan, pengelolaan sampah dan limbah dinilai memiliki potensi ekonomi yang besar.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), limbah bahan berbahaya serta beracun (B3) yang dihasilkan industri pada periode 2023 mencapai 74,7 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding pada tiga tahun terakhir. Pada 2022, limbah B3 mencapai 73,7 juta ton dan pada 2021 sebanyak 68 juta ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, jumlah limbah B3 yang dikelola lanjut tak bertambah secara signifikan. Pada 2021, limbah yang berhasil dikelola sebesar 64 juta ton. Angkanya naik pada 2022 menjadi 70,9 juta ton. Namun merosot pada 2023 menjadi 63,7 juta ton dan 10,9 juta limbah lainnya disimpan di tempat penampungan sampah sementara (TPS).
Adapun jumlah limbah B3 yang diolah Multi Hanna Kreasindo pada Januari-November 2023 mencapai 79,6 ribu ton atau baru 0,13 persen dari total limbah B3 yang dihasilkan industri secara nasional. Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan menyebutkan penghasil limbah B3 wajib mengelola limbahnya. Jika penghasil limbah B3 tidak mampu melakukan sendiri, mereka wajib menyerahkan limbah B3 ke pengolah ataupun pemanfaat yang memiliki izin, seperti Multi Hanna Kreasindo. Aturan tersebut pun menjadi peluang besar bagi Multi Hanna Kreasindo mengembangkan bisnisnya.
Multi Hanna Kreasindo pun optimistis tahun ini bakal menarik lebih banyak investor. "Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15-20 persen," ujar Direktur dan Corporate Secretary Multi Hanna Kreasindo, Alwi, kepada Tempo, Rabu, 7 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan yang baru melakukan initial public offering (IPO) pada 16 April lalu ini berhasil membukukan pendapatan sebanyak Rp 108 miliar pada 2023. Angka tersebut tumbuh 13,3 persen dibanding pada periode yang sama di 2023. Sedangkan laba bersih per 31 September 2023 tercatat Rp 23,25 miliar atau lebih rendah 5,56 persen dibanding pada periode yang sama di 2022 senilai Rp 24,64 miliar. Dengan demikian, tutur Alwi, net profit margin Multi Hanna Kreasindo pada kuartal ketiga 2023 berada dalam kategori tinggi, yakni sebesar 21,53 persen.
Perusahaan yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, ini mengelola limbah industri B3 serta non-B3. Alwi mengatakan kegiatan produksi di Multi Hanna Kreasindo meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah. Alwi menuturkan perseroan bertujuan meminimalkan jumlah limbah B3 atau mengurangi jumlah bahan berbahaya yang digunakan dalam produksi. "Mengolah limbah untuk menstabilkan, menghindari pergerakan, menahan, atau menghancurkan properti berbahaya," ucap Alwi.
Dalam kegiatan operasional bisnisnya, Multi Hanna Kreasindo mendorong pengurangan jumlah limbah ke pembuangan dengan menggunakan ulang. Lalu perusahaan mendaur ulang dan memperbaiki limbah tersebut menjadi beberapa produk. Aktivitas ini termasuk memperbaiki energi yang dihasilkan limbah B3.
Ada tiga limbah yang diolah oleh Multi Hanna Kreasindo, yaitu limbah padat, cair, dan medis. Limbah padat yang didaur ulang, antara lain, adalah logam, batako, paving block, dan kaleng. Produk yang dihasilkan berupa ingot zinc, alternative material, alternative fuel, dan pet popcorn white. Perusahaan yang berdiri sejak 2007 ini telah menggaet beberapa perusahaan minyak dan gas untuk mengolah limbah, antara lain Pertamina; PLN; serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati, Jepara.
Botol plastik yang telah dihancurkan siap untuk diolah di Kuta Baru, Pasar Kemis, Tangerang. TEMPO/Tony Hartawan
Selain pengolah limbah, perusahaan yang mendaur ulang sampah plastik punya prospek menjanjikan. Merujuk pada data KLHK, total timbunan sampah pada 2023 mencapai 19 juta ton per tahun. Sedangkan sampah yang terkelola sebesar 12,9 juta ton atau hanya 66,94 persen dari total sampah. Plastik menjadi jenis sampah terbanyak setelah sisa makanan, yaitu sebanyak 19.104 ton.
Salah satu perusahaan yang mengolah daur ulang plastik adalah Inocycle Technology. Emiten berkode INOV ini bergerak dalam produksi recycled polyester staple fiber (Re-PSF) dengan mengolah plastik daur ulang. Botol plastik bekas menjadi bahan baku utama perusahaan ini untuk menghasilkan serat atau fiber. Perusahaan ini mengklaim sebagai pelopor dan pendaur ulang plastik terbesar di Indonesia. Pabriknya tersebar di Tangerang, Solo, Mojokerto, Salatiga, Palembang, Medan, Makassar, dan Subang
Perusahaan yang melakukan IPO pada 10 Juli 2019 itu memproduksi tiga jenis serat, yaitu hollow conjugated fiber, solid fiber, dan special function fiber. Produk yang dihasilkan Inocycle dapat digunakan sebagai bahan pembuatan aneka barang, seperti bantal, boneka, tempat tidur, furnitur, karpet, interior otomotif, dan anyaman. Inocycle juga memproduksi beberapa peralatan rumah tangga yang terbuat dari Re-PSF, seperti bantal, boneka, kasur, bed cover, dan kantong tidur.
Baca Juga Infografik:
Merujuk pada Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia pada 5 April lalu, Inocycle Technology berencana menambah kegiatan usaha baru berupa industri pengelolaan pemulihan material non-logam. Kegiatan operasional bisnis tersebut mencakup kegiatan pengolahan barang bekas bukan dari logam dan barang sisa-sisa bukan logam menjadi barang bahan sekunder.
Rencananya kegiatan usaha baru itu akan dilakukan di tiga pabrik Inocycle, yaitu di Tangerang, Karanganyar, dan Mojokerto. Perseroan menyatakan investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 20 miliar untuk penambahan mesin. Inocycle memproyeksikan kegiatan usaha baru itu berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan sebesar Rp 41-114 miliar per tahun.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai potensi industri pengolahan limbah atau daur ulang sampah (PET) masih memiliki ruang yang luas. Terlebih perusahaan yang menghasilkan limbah berbahaya B3 memiliki kewajiban dari pemerintah untuk mengolah limbah-limbah tersebut.
Pekerja tengah menata benang hasil daur ulang di Kuta Baru, Pasar Kemis, Tangerang. TEMPO/Tony Hartawan
Melihat data dari prospektus, tutur Audi, pengolahan limbah B3 oleh Multi Hanna Kreasindo baru mencapai 79.596 ton. Jumlah tersebut hanya 0,13 persen dari total limbah yang dihasilkan pada periode Januari hingga November 2023. "Untuk beberapa waktu ke depan, kebutuhan akan pengolahan limbah B3 ini masih tinggi seiring dengan peningkatan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan," ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Audi juga berpendapat, jumlah perusahaan daur ulang plastik masih sangat minim jika dibanding jumlah konsumsi plastik. Karena itu, ruang pertumbuhan emiten INOV masih cukup besar. Mengingat kapasitas produksi Inocycle per tahun baru 40 ribu ton.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menambahkan, produksi sampah perkotaan mencapai 21,1 juta ton per tahun dan hanya 13,9 juta ton yang bisa dikelola. Di luar itu, kata dia, masih ada berbagai sampah lain yang dihasilkan oleh industri makanan, tekstil, konstruksi, perdagangan dan retail, serta elektronik yang totalnya hampir 100 juta ton per tahun.
Bukan hanya sampah plastik dan limbah industri, Fabby menilai ada potensi sampah limbah pertanian yang dapat menjadi sumber gas metana tapi belum dikelola dengan optimal di Tanah Air. Ia menuturkan pengelolaan sampah dan limbah perkotaan dapat menurunkan angka produksi gas metana. Selain itu, sampah kota yang diubah menjadi refuse derived fuel (RDF) dapat menggantikan batu bara di pabrik semen dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dapat mengurangi emisi CO2.
Analis senior Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, pun menilai sektor pengolahan sampah dan limbah memiliki prospek yang baik. Ia berujar, sampah yang didaur ulang dapat memiliki nilai tambah sehingga bisa meningkatkan pendapatan perusahaan. "Namun, kalau bicara minat investor, bisa jadi belum banyak pelaku pasar yang paham akan bisnis ini," ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Menurut Reza, perusahaan daur ulang sampah dan limbah perlu lebih banyak melakukan sosialisasi, analyst meeting, paparan publik, serta pembuatan konten media sosial soal kinerja dari proses daur ulang sampah. "Tujuannya agar pelaku pasar pun dapat lebih memahami kegiatan operasional perusahaan sehingga saham-saham yang terkait dengan bisnis ini dapat menjadi daya tarik pelaku pasar," ucapnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo